Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Doodle, Perupa, Garis Spontan dan Bincang Tentang "Insting" Kreatif

12 Januari 2022   16:25 Diperbarui: 12 Januari 2022   16:27 3684
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seorang guru gambar, guru seni tetap harus memotivasi anak berkarya dan tidak cepat puas hanya karena pujian bagus. Bisa saja bagusnya itu hanya untuk memotivasi supaya terus menjadi lebih baik. Sebab jika sudah puas dan merasa klimak maka tidak akan pernah menjadi lebih baik.

Di atas langit masih ada langit. Di antara yang bagus masih banyak yang lebih bagus dan itulah gunanya belajar dan mengasah ketrampilan, selalu ada pencarian-pencarian untuk mendapatkan hasil terbaik. Ngomong-ngomong proses pencarian saya jadi teringat ketika membaca buku Maman Noor yang pernah menuliskannya tentang skema Proses Kreasi di bukunya Wacana Kritik Senir Rupa di Indonesia, sebuah Telaah Kritik Jurnalistik dan Pendekatan Kosmologis. Maman Noor menulis tentang teori Achmad Sadali yang meletakkan unsur seniman, Proses Kreasi, dalam karya berada dalam satu garis lurus. Unsur-unsur lainnya hanya dianggap sebagai faktor pendukung:

Selanjutnya Achmad Sadali menempatkan skill, sarana,  orisinalitas, identitas, lingkungan dan apresiasinya berada di sekeliling unsur Seniman, Proses kreasi, dan karya.

Unsur SKILL menurut Sadali berhubungan dengan kecakapan entah intuisi, kecerdasan visual dari hasil kemampuan daya pikir dan kreasi dan ditunjang oleh practical dengan kemampuan seniman untuk selalu berlatih, belajar mengasah kecakapan teknisnya.

Yang tak kalah pentingnya adalah SARANA, tanpa ada sarana bagaimana seniman, penggambar bisa kreatif berkarya.Sarana berhubungan dengan pembentukan media seni yang diolah.

Unsur lainnya adalah ORIGINALITAS. Karya seniman. Penggambar akan lebih dihargai kalau idenya murni muncul dari seniman atau penggambar itu sendiri tidak menjiplak atau mengekor karya orang lain. Semakin asli gagasan dan karya akan menambah value atau nilai. Ia bisa dijadikan panutan dalam hal originalitas ide atau gagasan.

Karya yang baik pasti memiliki IDENTITAS jelas, dari karya itu sudah menggambarkan tentang siapa perupanya. Sebab ciri khas itu seperti melekat dalam diri pembuatnya.

Unsur lainnya yang tidak kalah gacor adalah LINGKUNGAN. Sebab jika seorang penggambar atau seniman hidup dilingkungan yang salah akan mempengaruhi juga hasil karyanya. Maka lingkungan menjadi unsur yang tidak boleh disepelekan. Ada lingkungan dalam diri seniman itu sendiri maupun lingkungan luar yang mempengaruhi proses kerja sang penggambar atau perupa.

Selanjutnya jika semua unsur sudah disebut jika tidak diAPRESIASI ya percuma. Apresiasi membuat perupa bersemangat, merasa dihargai, merasa diperhatikan. Ada penghargaan yang membuat sang kreator merasa semangat untuk terus berkarya. Apresiasi itu bisa muncul dari sang kreator atau perupa sendiri yang sangat menghargai karyanya, kemudian otomatis perpengaruh pada orang lain, publik yang mengapresiasi karya.

 Ada kutipan di buku Mamannoor yang sengaja saya copy mentah mentah dari hasil pemikiran Achmad Sadali

"Penghargaan seniman terhadap karya-karya yang dihasilkan harus mendahului sebelum karya-karya itu'meminta" penghargaan dari pihak lain yang menanggapi karya."

Antara satu unsur dengan yang lainnya itu saling terkait jadi jika ingin menjadi perupa alangkah bagus jika berusaha memahami apa yang disampaikan seniman Perupa Achmad Sadali, seniman abstrak Indonesia yang sudah sangat paham tentang ruang lingkup seniman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun