Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Luar Biasa Asyik Membaca Ulasan Olah Raga Kompasianer

16 Desember 2021   18:00 Diperbarui: 16 Desember 2021   18:08 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Membaca Asyik Ulasan Olah Raga(kaldera.id)

Di kala senggang saya sering merasa asyik membaca ulasan kompasianer yang membahas tentang sisi lain sepak bola dan olah raga lainnya. Saya jadi teringat pada rohaniwan katolik jurnalis, bernama G P Sindhunata yang sering menulis di koran Kompas. 

Saat gelaran piala dunia, ataupun olimpiade dan juga liga Champions Eropa pasti selalu menunggu ulasan gurih dari seorang pastur ordo Jesuit yang berasal dari Malang.

Dari Demen Baca Terus Tertarik Mengulas dan Menulis tentang Olah Raga

Saya mempunyai beberapa bukunya, meskipun belinya tidak baru-baru amat. Sebetulnya setiap ada ulasan bola baik di koran kompas maupun di tabloid bola  selalu saya telaah. 

Sayangnya saya sih terlalu bodoh untuk bisa mengikuti taktik dan pengetahuan mendalam tentang istilah bola. Saya hanya senang ketika Romo yang gelar doktornya diperoleh di negara Jerman. 

Sebagai penulis dan jurnalis pengetahuannya sangat luas, banyak istilah baru yang bisa diserap, pun bagaimana memoles artikel menjadi feature yang menggugah kadang malah sampai menitikkan air mata haru ketika sedang mengulas klub atau negara idola.

Dulu semasa SMA saya sudah gandrung dengan ulasan bola dan dari awal mengikuti perkembangan tabloid bola yang waktu itu masih nebeng tiap dan menjadi suplemen koran Kompas, sampai langganan bola ketika masih SMA dan melanjutkannya di perguruan tinggi. Sayangnya saya memang bukan pengkoleksi yang apik, sehingga majalah bola itu ya terbuang saja menjadi bungkus makanan atau diloakkan. Sayang!

Tapi paling tidak saya pernah merasakan bagaimana atmosfer Piala Dunia yang digelar 4 tahun sekali, yang saya ingat dan merasuk dalam adalah ketika Ronaldo Brasil yang fenomenal dengan potongan rambut kuncungnya dan meliuk-liuk memainkan bola dan membuat hampir semua orang terperangah. Eksotisme tim samba memang luar biasa banyak talenta yang menjadi magnet bagi dunia sepak bola. 

Sebelumnya ada Pele, tapi tentu saja saya kurang ngeh dengan segala kehebatannya meskipun sayapun sering membaca sejarah perkembangan sepak bola. 

Maradona sewaktu kecil menjadi magnet luar biasa dengan seragam garis garis biru mudanya, saking gandrungnya waktu kecil saya minta dibelikan kaos argentina. Itu karena karisma Maradona tentunya. 

Dan yang masih membekas untuk klub sepak bola adalah AC Milan ketika di huni oleh Ruud Gullit dengan rambut Kriwilnya, Pria keturunan Suriname itu begitu memukau, bersama  Marco Van Basten dan Frank Rijkaard membuat banyak tropi sampai liga Champions masuk dalam skuad klub asal Italia tersebut. Ada bek legendaris Paulo Maldini, Sedangkan di Juventus yang terkenal waktu itu adalah Alesandro del Piero.

Nostalgia tontonan yang disukai masyarakat sejagad itu paling tidak pernah membuat saya dulu sering begadang. Kala Piala dunia saya harus mempunyai jadwal yang diperoleh dari tabloid baik bola maupun tabloid lain setelahnya seperti Topscorer dan masih banyak tabloid lainnya yang kalau ada tokoh idola pasti saya beli. 

Dulu saya tergila-gila bola karena ada tokoh yang membuat saya harus membeli koran atau tabloid. Di olah raga Basket tentu saja saya harus mantengin cerita dari klub basket Chicago Bulls, siapa lagi kalau tidak Michael Jordan. 

Sedangkan untuk balap mobil dulu ada aryton Senna dan Michael Schumacher. Tennis meskipun jarang menyaksikan pertandingan paling tidak selalu mengikuti perkembangan petenis besar seperti Ivan Lendl, Andre Agasi, Bjorn Borg,  Stevi Graff, Gabriella Sabatini, Pete Sampras, sampai yang teranyar petenis dari spanyol jagoan tanah liat Rafael Nadal, serta  Roger Federer, Novac Jokovic dan petenis asal Rusia Maria Sarapova.

Dunia sepak bola ada banyak bintang bertebaran. Sudah saya sebut di atas beberapa pemain dan era ketika masih kinyis-kinyis dulu tentu saja siapa tidak kenal Ronaldo Nasario de Lima, Alias Ronaldo Brasil, dan jagoan-jagoan trio Belanda yang sudah pernah saya tulis di paragraf sebelumnya. Sampai yang saat ini sering disebut adalah Leonil Messi, Cristiano Ronaldo. Sementara di Indonesia magnet tentunya di atlet bola dan bulu tangkis.

Belanda juga dulu idola karena mereka trio Gullit, Van Basten dan Rijkaard yang fenomenal. Itulah ketertarikan saya pada bola dan sekarang meskipun tidak lagi begadang hanya untuk melihat para jawara bertanding maka saya selalu mengikuti perkembangan lewat HP dengan membaca ulasan dari kompas.com , detik.com serta platform lain yang memberikan pengetahuan tentang seputar perkembangan olah raga, hingga mencoba menulis ulasan tentang olah raga.

Banyak Pengulas yang Mahir Meliuk-Liuk Hingga Artikel menjadi Wow

Sekarang Kompasiana ternyata membuat saya terpana dengan banyaknya ulasan dari kompasianer seperti Hendro Santoso (Hensa), Supartono JW, Hendra Wardhana, Widiatmoko, Ruang Berbagi, Esdhi, Band, Febrianov, Juandi Manullang,  Yayat ( Moto GP)  DR. Raiders Marpaung dan masih banyak lagi yang layak mendampingi Bung Valentino Simanjuntak, Rendra Sudjono, Darius Sinatria, Dona Agnesia, Luki Wiryono lainnya.

komentator bola Valentino  Simanjuntak (bola.com)
komentator bola Valentino  Simanjuntak (bola.com)
Kalau di detik atau di kompas.com bahasanya  cenderung formal dan kaku. Di Kompasiana jauh lebih menarik karena selain opini pribadi juga dalam istilah jawanya tidak baen-baen pengetahuan mereka tentang strategi, istilah-istilah dalam olah raga nyelip di sana- sini dan bikin saya manggut-manggut karena baru tahu. 

Padahal saya mengikuti berita olah raga sudah puluhan tahun sekitar umur 17 tahun dan sekarang sudah berumur 50 tahun lebih. Waow, ternyata di atas langit masih ada langit, saya kira pengetahuan saya cukuplah untuk menghapal dan mengingat pemain dan peristilahan dalam dunia olah raga, ternyata banyak penulis kompasiana yang pengetahuannya warbiasah. Salut dan patut belajar.

Apalagi jika mengikuti ulasan Pak Hensa  yang memang kenyang sebagai wartawan olah raga, tampaknya ia balas dendam dengan menuliskannya secara ceplas-ceplos ulasan bola dan gayanya yang bak pundit. Dan ketika membaca tulisan Romo Bobby yang di kompasiana lebih dikenal dengan Ruang Berbagi jadi segera teringat Romo Sindhu.

Belajar  dan Menambah pengetahuan dari Para Kompasianer

Kalau dipikir minder dengan kemampuan luar biasa mereka, maka ketika mengulas bola saya akhirnya hanya beranjak pada kemampuan seuprit yang bisa saya tulis tentang bola atau olah raga menurut sudut pandang saya. Setiap penulis mempunyai karakteristik sendiri. 

Jadi, meskipun yang diulas pertandingan yang sama tetapi ternyata tetap memjadi bacaan menarik karena ada banyak ragam sudut pandang. Inilah yang menjadi magnet artikel sport, artikel tentang bola sebab mereka yang demen bola mempunyai cara sendiri untuk menilai sebuah pertandingan.

Jadi tambah asyik membaca di Kompasiana karena dari ulasan yang unik bisa membuat para pembaca tidak beranjak dan sengaja menunggu ulasan dari penulis Kompasiana. Keren dan semoga saya bisa ikut berpartisipasi menulis tentu bukan karena saya pakar, melainkan saya menyukai tontonan bola dan olah raga lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun