Jika setiap hari cekcok, selalu berantem dari masalah sepele, sampai hal gawat mengenai perselingkuhan pasti akan berpengaruh pada psikologi, berpengaruh pada tumbuh kembang anak, berpengaruh pada relasi yang terbangun yang semakin "dingin". Kalau sudah sampai pada sikap masa bodo maka hubungan relationship pasangan suami istri sebetulnya sudah tidak sehat.
Mereka yang sudah mengalami pasang surut kehidupan sampai tua, istilah jawanya sampai kaken-kaken, ninen-ninen adalah pada pasangan yang bisa melepaskan diri dari konflik baik kecil maupun terbilang gawat, atau bahkan mereka yang pernah hampir saja salah keputusan akibat emosi sesaat dengan memutuskan untuk pisah ranjang sampai memutuskan untuk menjatuhkan talak karena hubungan sudah tidak sehat dan secara umum orang menyebutnya beda prinsip.
Kalau ingin hubungan langgeng singkirkan kecurigaan berlebihan bahwa pasangannya melakukan perselingkuhan atas dasar pengetahuan yang sering dibaca lewat artikel gaya hidup, novel-novel romantik yang seringkali memberi pengaruh besar terhadap munculnya alibi dan praduga bahwa pasangannya telah selingkuh dengan deskripsi meyakinkan yang ada di novel, drakor, sinetron, di televisi yang mendorong mereka yang merasa insecure merasa harus curiga terus menerus dengan menduga-duga setiap pasangan dengan tanda-tanda perselingkuhan.
Setiap pasangan mau tidak mau harus pandai menghargai pasangannya dan selalu terbuka dengan masalah pribadi jangan malah curhat ke orang lain apalagi temannya yang beda jenis, bisa jadi itu awal mula perselingkuhan, beranjak dari curhat hingga akhirnya merasa senasib sehingga ada pautan rasa yang menyebabkan munculnya "perselingkuhan".
Dalam peribasa atau paribasan Jawa dikenal Witing tresno jalaran seko kulino, awal mula rasa cinta itu  karena terbiasa, semula tidak punya rasa maka lama-lama suka atau"ada rasa". Pada akhirnya muncul bibit cinta, akibat seringnya bertemu. Maka sebelum terlambat tutup pintu yang  membuat seseorang mulai berpaling pada pasangannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H