Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menyingkirkan Praduga "Perselingkuhan" Pasangan Tanpa Emosi Meletup-letup

12 Desember 2021   16:42 Diperbarui: 12 Desember 2021   16:53 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: tribun-bali.com

Dalam kehidupan rumah tangga gejolak rasa cemburu terkadang melahirkan kecurigaan munculnya gelagat bahwa pasangannya diam-diam telah selingkuh. Rasa curiga  muncul dari seringnya suami atau istri membaca tentang tanda-tanda perselingkuhan. Kalau pasangan mulai senyum-senyum sendiri, sering larut asyik untuk pencet-pencet HP, terkadang sampai larut malam, atau ketika bangun tidur bukannya menyapa pasangan malah buka HP. Itu salah satu faktor kecurigaan yang mungkin saja beralasan.

Seringnya Membaca Artikel dan Tontonan Tentang Perselingkuhan Pemicu Konflik?

Pernahkah dicecar pasangan atas tindakan yang tidak pernah dilakukan karena masalah insecure, masalah kecemburuan buta? Apalagi pasangannya termasuk cemburuan dan perasa terhadap hal-hal sensitif.

Dari kecurigaan muncul pertengkaran kecil dan menambah magma konflik semakin memanas ketika pasangan yang dicecar oleh dugaan perselingkuhan itu tampaknya keukeuh tidak mengaku bahwa ia telah berselingkuh. 

Bagaimana mengakui bahwa apapun yang dikatakan oleh pasangannya hanyalah praduga dan tidak ada bukti sama sekali yang menguatkan bahwa ia telah berselingkuh.

 Dengan alasan yang ia baca lewat media sosial, artikel tentang tanda-tanda perselingkuhan membuat pasangan semakin berang atas "ketidakjujuran" pasangannya. 

Itulah percik percekcokan yang tidak mudah dipecahkan kecuali kedua belah saling introspeksi dan saling percaya. Percikan masalah timbul ketika ada tekanan psikologis, ketidakpercayaan diri, merasa tidak lagi menarik, gendut dan kekurangan fisik lainnya yang dirasakan.

Perasaan minder, kalah menarik, kalah cantik, kalah sukses dengan pasangan terkadang memunculkan sikap insecure. sikap insecure memicu untuk menghangatkan api cemburu padahal di sisi lain ia sangat mencintai pasangannya dan tidak mau orang lain merebut perhatian dan cintanya. 

Ketika ada tanda-tanda pasangan main api dengan WIL  atau PIL maka gejolak emosi tampaknya akan lebih dominan daripada bersikap positif thinking.

Saat emosi,  logika tidak jalan dan manusia lebih disesatkan oleh kemarahan, kecemburuan dan emosi yang bergejolak. Air mata, kekecewaan, kekesalan cemburu dan rendah diri campuraduk menjadi satu. 

Dalam situasi yang kalut jangan harap masukan positif masuk, yang terjadi setiap kata bisa menjadi pemicu dan konflik yang kalau dibiarkan berlarut-larut akan mengganggu hubungan intim pasangan serta tidak membuat nyaman ketika salah satu pasangan tidak mood dan membuat "blunder" yang menyebabkan pasangan mengalami titik terendah rasa saling percaya antar pasangan.

Perbedaan Sudut Pandang tentang "Perselingkuhan"

Pernahkah mengalami masalah "perbedaan sudut pandang perselingkuhan tersebut". Kalau melihat gelagat banyaknya perceraian, pisah ranjang, pisah kamar dan akhirnya pisah rumah tersebut pasti banyak kejadian yang sengaja ditutupi agar tidak menimbulkan gejolak di luar urusan rumah tangga. 

Dari pria ada perasaan galau, cemas, nestapa, bingung, sedih bila tidak bisa "memuaskan" pasangannya karena sesuatu dan lain hal, misalnya keadaan psikisnya sedang terganggu, atau banyak kepikiran oleh masalah utang, pekerjaan yang menumpuk dan kegalauan lainnya. 

Sedangkan perempuan adalah phisik misalnya badannya sudah tidak ideal lagi, merasa tua dan ada perasaan minder menyaksikan perempuan lain yang lebih glowing, apalagi perempuan itu ada disekitar pasangannya yang kadang senang lirak-lirik, sekedar menyegarkan mata.

Perbedaan sudut pandang membuat pasangan egois hanya mementingkan kepentingan diri sendiri tanpa melihat dari sudut pandang lain. Pokoknya aku benar dan kamu salah. Membuat suasana tambah runyam. Padahal bisa saja kedua- duanya salah dalam mengambil kesimpulan atas perbedaan sudut pandang.

Sumber gambar: atmago.com
Sumber gambar: atmago.com

Mungkin bermula dari perselingkuhan mata, masih sebatas selingkuh rasa, tidak sampai melibatkan fisik dan mencoba sembunyi-sembunyi menjalin hubungan. "Perselingkuhan mata" bisa saja menjadi pemicu untuk hubungan  selanjutnya yang akan sangat membahayakan relasi pasangan hidup yang selama ini serasi dan tidak ada gejolak berarti.

Yang ingin dibahas dalam artikel ini adalah bagaimana meyakinkan pasangan agar ia percaya bahwa kecurigaan pasangannya melakukan perselingkuhan itu tidak terbukti. Terkadang saking insecurenya, apalagi ia adalah tipe protektif dan  cemburuan. 

Ledakan emosi merasakan "semacam tanda-tanda kuat perilaku selingkuh, entah dengan tetangga, sahabat, teman kantor pas dengan ia baca di artikel tentang perselingkuhan".

Kunci Sebuah Hubungan: Kejujuran dan Komunikasi

Yang menjadi kunci dari sebuah hubungan adalah kejujuran dan komunikasi. Faktor lain adalah rasa percaya antar pasangan. Bagaimanapun keharmonisan rumah tangga adalah segala-galanya. 

Jika setiap hari cekcok, selalu berantem dari masalah sepele, sampai hal gawat mengenai perselingkuhan pasti akan berpengaruh pada psikologi, berpengaruh pada tumbuh kembang anak, berpengaruh pada relasi yang terbangun yang semakin "dingin". Kalau sudah sampai pada sikap masa bodo maka hubungan relationship pasangan suami istri sebetulnya sudah tidak sehat.

Mereka yang sudah mengalami pasang surut kehidupan sampai tua, istilah jawanya sampai kaken-kaken, ninen-ninen adalah pada pasangan yang bisa melepaskan diri dari konflik baik kecil maupun terbilang gawat, atau bahkan mereka yang pernah hampir saja salah keputusan akibat emosi sesaat dengan memutuskan untuk pisah ranjang sampai memutuskan untuk menjatuhkan talak karena hubungan sudah tidak sehat dan secara umum orang menyebutnya beda prinsip.

Kalau ingin hubungan langgeng singkirkan kecurigaan berlebihan bahwa pasangannya melakukan perselingkuhan atas dasar pengetahuan yang sering dibaca lewat artikel gaya hidup, novel-novel romantik yang seringkali memberi pengaruh besar terhadap munculnya alibi dan praduga bahwa pasangannya telah selingkuh dengan deskripsi meyakinkan yang ada di novel, drakor, sinetron, di televisi yang mendorong mereka yang merasa insecure merasa harus curiga terus menerus dengan menduga-duga setiap pasangan dengan tanda-tanda perselingkuhan.

Setiap pasangan mau tidak mau harus pandai menghargai pasangannya dan selalu terbuka dengan masalah pribadi jangan malah curhat ke orang lain apalagi temannya yang beda jenis, bisa jadi itu awal mula perselingkuhan, beranjak dari curhat hingga akhirnya merasa senasib sehingga ada pautan rasa yang menyebabkan munculnya "perselingkuhan".

Dalam peribasa atau paribasan Jawa dikenal Witing tresno jalaran seko kulino, awal mula rasa cinta itu  karena terbiasa, semula tidak punya rasa maka lama-lama suka atau"ada rasa". Pada akhirnya muncul bibit cinta, akibat seringnya bertemu. Maka sebelum terlambat tutup pintu yang  membuat seseorang mulai berpaling pada pasangannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun