Mereka lebih percaya pada penceramah yang sok tahu bahwa sesungguhnya penyakit itu ujian dari Tuhan. Para pemuka agama yang seharusnya menganjurkan kebaikan dan memberi semangat untuk upaya disiplin mengikuti aturan prokes malah membuat statemen yang bertentangan dengan pemerintah. Maka ketika satu per satu tumbang dan pergi akibat covid baru paniklah negeri ini.
Masyarakat yang ngeyel dan tetap pergi mudik meskipun dilarang akhirnya menuai hasil, ledakan bencana tidak terelakkan. Sel-sel dan virus-virus meningkat tajam akhir bulan ini. Bulan Juni menyisakan sejarah pilu bagi masyarakat, kecemasan, ketakutan, paranoid dan penuhnya rumah sakit akibat terpapar covid 19.
Lalu apa salahnya Jokowi yang galak untuk tidak mudik jika hanya dianggap angin lalu. Ah kalau mikir seperti ini menjadi pusing sendiri. Hujan bulan Juni, dan dinginnya udara saat malam semoga menjadi waktu tepat merenung.Â
Semoga saja bulan Juni menjadi awal baik untuk meleburkan virus dengan datangnya hujan di bulan Juni. Semoga masyarakat sadar pada tanggung jawabnya sebagai warga bersama sama untuk mencegah penularan virus demi kebahagiaan bersama.Â
Kalau semua nggugu karepe dewe (semau gue) jadi ingat perkataan bang Poltak "Bah, Pusing kali Mak !" Oh ya jangan lupa tanggal 22 Juni juga Ulang Tahun Kota Jakarta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H