Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Semua Kesenanganku Berhubungan dengan Rasa (3)

30 Mei 2021   06:43 Diperbarui: 30 Mei 2021   07:06 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karya lukis digital Joko Dwiatmoko

Kalau sekarang ditanya mengapa dulu waktu muda masa kuliahmu dibiarkan lama, lebih menikmati kegiatan, petualangan sampai hampir saja tidak lulus dan hampir DO. Memang ada perasaan menyesal telah menyia- nyiakan kesempatan dan waktu. Namun apa perlu waktu dibalik, sehingga yang dulunya sebagai sebuah sebuah kesia- siaan menjadi sesuatu yang berguna.

Hidup itu sebuah pengalaman, sebuah perjalanan. Mungkin dulu karena kuliah di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang relatif masih murah,, hingga kadang menyia- nyiakan kesempatan belajar dengan aktif kegiatan silat, teater. 

Dari teater dan kegiatan sastra saya mengenal bagaimana menghidupkan keberanian di atas panggung dengan sorotan lampu dan pelototan penonton. Berdiskusi dan bedah sastra bersama orang - orang yang mengerti dunia sastra.

Hikmah Latihan Teater

Dengan latihan teater saya merasa mengenal diri sendiri dan lebih berani tampil. Lalu apa yang harus kusesali atas pengalaman yang memperkaya hidup? 

Kalau akhirnya waktu yang saya perlukan untuk kuliah lebih lama bukannya aku bisa mengambil hikmah di balik perjalanan hidup waktu muda tersebut.

Semua kesenanganku adalah tentang rasa, dan toh senang, sedih, menyesal atau apalah itu sudah terjadi di masa lampau. Tidak mungkin memutar balik waktu. 

Yang ada syukuri saja pengalaman waktu muda. Untung selain belajar secara akademis, juga belajar kehidupan. Saat ini ada banyak manfaat yang bisa dipetik dari mengikuti kegiatan seperti silat dan teater. 

Salah satu manfaat dari latihan silat adalah tentang membangun kesabaran, tenang dalam menghadapi kesulitan, dan bisa menahan emosi yang meletup-letup.

Silat dan Buah - Buah Kesabaran serta Ketenangan

Dulu latihan silat bukan hanya bagaimana menghindari tekelan lawan, atau menangkis pukulan, tapi karena sifat kegiatan silat juga secara rohani. Di sela- sela latihan kita harus berani memimpin doa, membuka acara dan memberi instruksi tentang gerakan - gerakan silat.

Lama- lama latihan kepemimpinan itu mampu membangun sikap tenang, tidak lagi grogi bila memimpin acara di depan orang banyak. Di samping melakukan latihan fisik juga latihan olah jiwa, meditasi, kontemplasi, semacam membangun kekuatan tersembunyi di dalam tubuh. 

Pembangkitan cakra, membangkitkan limpahan tenaga ketika manusia dalam keadaan tertekan dan mesti mengeluarkan tenaga ekstra yang bisa dieksplorasi dari tenaga dalam.

Di kegiatan ada gemblengan diri dengan jalan kaki tanpa alas kaki. Jarak perjalanan bukan hanya satu dua kilo tapi bahkan lebih dari 10 kilo. Ketahanan fisik menghadapi tantangan entah kelelahan, rasa pegal, nafas yang mulai tersengal saat menghadapi perjalanan menanjak. Semua harus dirasakan sebagai sebuah ujian yang menantang.

Jalan Kaki Sebagai Gemblengan Kesabaran

Bahkan saya pernah melakukan perjalanan menantang diri dengan jalan kaki tanpa henti dari Yogyakarta ke Magelang tanpa henti. Perjalanan di waktu malam sehabis latihan teater di unit kegiatan di Kampus. Saya pernah menceritakan kisah ini di artikel Kompasiana namun lupa judulnya apa sudah lama.

Namun inti dari perjalanan ini adalah melatih kesabaran, keberanian (atau barangkali hanya dilakukan oleh orang gila hahaha ; di sini oh ya saya pernah menceritakannya disebuah artikel misteri di risalah misteri.com milik Mas Yon Bayu Wahyono Kompasianer senior yang sering menulis tentang politik).

Adrenalin dilatih dan kesabaran, ketekunan diuji. Itulah buah - buah manfaat dari kegiatan silat, sehingga ketika saat ini pernah mengingat kegiatan seperti itu dilakukan dalam waktu lama. 

Saya merasa itulah yang bisa membuat rintangan terutama relasi dengan keluarga, kesabaran saat pasangan sedang meletup emosinya dan perlu ekstra tenang. Apa yang tertanam sejak muda itu bisa dipanen untuk menghadapi ujian kehidupan.

Kini ujian sebenarnya adalah menghadapi tantangan nyata kehidupan. Berbagai ujian terus datang, kesulitan tidak kurang- kurang dan rasa iri, kadang mampir ketika teman- teman sudah jauh melangkah dalam tataran kehidupan, memiliki rumah serta keluarga yang bahagia, setelah melewati masa muda yang penuh prihatin.

Konsistensi Menulis dan Rasa yang Menyertai

Ketika pada awal memutuskan menulis di Kompasiana tidak terpikir bahwa sampai kini ternyata telah lebih dari seribu artikel dihasilkan. Itu buah konsistensi, buah dari kesabaran mengikuti proses. 

Meskipun tidak bisa menulis setiap hari namun hasil ribuan itu tentu membanggakan. Semoga saja karya tulis yang tersimpan di Kompasiana itu bisa menjadi bukti sejarah, untuk menjadi penulis perlu proses, perlu jam terbang. 

Meskipun pernah punya pengalaman menulis sejak masih belia namun sepanjang hidup mesti harus belajar dari siapapun termasuk pada talenta muda yang bisa dibilang bau kencur tapi dengan talenta besar dan bisa memberikan sentuhan beda di setiap artikelnya.

Di Kompasiana ini banyak talenta muda cemerlang yang bisa diandalkan untuk meyakinkan bahwa masa depan Indonesia itu terang kalau bisa memaksimalkan kemampuan kaum milenialnya. 

Yang perlu diperbaiki adalah karakter dan mental instannya yang perlu diperbaiki. Dalam hal kecerdasan dan kemampuan kreatifitas mereka jelas lebih baik dari generasi lalu.

Pengalaman waktu muda dengan segala pernik- perniknya tetaplah sebuah pengalaman yang bisa dikatakan menjadi bagian dari sejarah hidup. Pahit getirnya masa sekarang, atau kisah sukses melewati tantangan dan ujian adalah sebuah proses hidup yang mesti dilalui. Dengan rasa, dengan logika dan segenap permenungan diri mesti selalu bersyukur telah melewati berbagai rintangan.

Kesenangan - kesenangan yang saya rasakan tentulah semata - mata untuk menghibur diri melainkan sebagai cerminan untuk menjadi lebih baik lagi di masa datang. Salam. Semoga saja bisa mengerti tulisan receh saya ini. Artikel sebelumnya bisa dibaca di sini

Jonggol, 30 Mei 2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun