Saya bukan orang yang berprinsip pejah gesang nderek Mas Ganjar, tapi saya melihat sisi positif gerak politik Ganjar. Selama ini pembangunan di Jawa Tengah jauh lebih lambat dari tetangganya Yogyakarta.Misalnya pembangunan jalan. Di Yogyakarta jalan jalan sudah mulus masuk ke desa - desa, dulu beberapa tahun lalu sebelum Ganjar memimpin, banyak proyek jalan fiktif, proyeknya ada jalannya tidak ada.
Perencanaan perbaikan jalan ada namun masih jalan - jalan pedesaan yang rusak parah tidak tersentuh pembangunan. Bahkan ada yang berkata, semoga presiden lewat sehingga mau tidak mau jalan diaspal dan diperbagus. Ini menunjukkan kerinduan masyarakat Jawa Tengah dulu untuk mendapatkan pemerataan pembangunan namun nyatanya banyak pejabat setingkat bupati dan gubernur hanya omdo saja. Proyek ditilep dan pembangunan pun terbengkalai.
Sekarang di era Ganjar sudah banyak kemajuan, investasi naik, jalan - jalan mulai mulus sampai ke pelosok, gerak pariwisata, pembangunan ada di mana - mana. Ya meskipun masih saja kekurangan di sana - sini termasuk pencegahan banjir di alur utara Jawa Tengah yang masih susah diatasi namun, sudah banyak kemajuan dengan cepatnya pemerintah daerah menyerap keluhan masyarakat.
Di Era Ganjar kemajuan pembangunan itu tampak dan masyarakat mencatat sebagai sisi positif pemimpin seperti dia. Kalau sekarang Ganjar memanfaatkan media sosial sebagai sosialiasi pembangunannya apa salahnya. Dan kalaulah itu berpengaruh pada elektabilitas yang meningkat dan diendus oleh lembaga survey itu bukan salah Ganjar.
Kalau Bambang ingin terkenal dan bisa sejajar dengan Ganjar tidak perlulah alergi dengan media sosial. Asal dimanfaatkan untuk tujuan positif toh, media sosial bisa memberikan keuntungan yaitu pansos, panjat sosial, nama di kenal dan gerak dirinya diikuti. Meskipun berekses pada ruang pribadi yang "agak " terganggu toh tidak dosa untuk membranding diri agar dikenal masyarakat.
Jadi aneh dengan pola pikir Bambang Pacul. Apakah ada motif iri hati, atau karena ia ingin selalu didengar atasannya sebagai wujud kedekatannya dengan pimpinan pusat partai? Entahlah. Untuk saat ini apa yang dilakukan Ganjar menurut saya masih wajar. Masukan untuk Pak Ganjar, tetap senyum saja Pak dhe. Kalau ada sindiran. Senyum saja, Mie nya bagi - bagi kalau dua kebanyakan ya sisihkan untuk mereka yang membutuhkan, Kalau satu masih kurang ya tunggu lapar lagi, saat yang pas nyantap lagi.
Sama saya juga ingat waktu nge kost di Yogya dulu, Mie itu teman di kala uang kiriman kost sudah cekak. Paling jarak anda  di Bulaksumur dan saya yang di Karangmalang tidak jauh. Bahkan mungkin pernah sama sama makan di warmindo yang kebanyakan penjualnya orang kuningan. Hahahaha...
Pokoknya maju terus Pak Dhe...jogo tonggo, gercep dan selalu mendengar keluhan warga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H