Jika Anda mempunyai pasangan dengan emosi yang cenderung tidak terkontrol tersebut, hal yang pertama dilakukan adalah menghindari konflik, meminimalisir melakukan tindakan yang bisa melukai bathinnya. Sering mengajak bercanda dan cepat minta maaf dan segera selesaikan masalah agar tidak berlarut-larut, menciptakan suasana yang membuat nyaman pasangan, mengontrol diri dalam letupan kemarahan.Â
Sebab jika kita marah, dia bukannya diam tetapi malah terletup amarahnya. Bisa saja yang tadinya yang marah kita , eh malah kita sendiri yang dibuat kelimpungan sebab kemarahannya lebih menakutkan.
Memahami pasangan hidup yang mempunyai karakter berbeda itu awalnya memang mengejutkan, ngeri-ngeri sedap, tapi seiring dengan berjalannya waktu ketika tiap pasangan saling bisa menyesuaikan diri, maka lama-lama pasangan yang mempunyai emosi tinggi mampu mengurangi intensitas konflik.
Jomlo yang tidak ingin direpotkan dengan berbagai masalah rumah tangga, sering menjadikan persoalan rumah tangga yang berakhir tragis itu alasan untuk tidak cepat menikah atau memutuskan untuk terus hidup sendiri.Â
Ada bayangan ketakutan dari jomlo bahwa karena dirinya termasuk orang yang susah mengontrol emosi, ia takut menikah karena bisa jadi nanti akan tumbuh masalah dan selalu bertengkar setiap saat. Menikah bukannya senang tapi malah tertekan karena selalu harus belajar untuk berkompromi.
Terkadang menebak pasangan dengan karakter, sifat dan tingkah laku yang sesuai itu susah. Kita rasanya tidak nyaman ketika pacaran mengungkapkan kelemahan diri.Â
Hal yang diperlihatkan hanya yang bagus-bagus saja. Sebetulnya pacaran yang baik bila mereka berusaha tidak menutupi kekurangan dihadapan calon pasangan hidup.Â
Gagalnya Pernikahan Karena Emosi Tidak Terkendali
Pernikahan yang gagal dan berakhir cerai sering karena secara emosional memutuskan menikah padahal belum begitu kenal luar dalam calon pasangannya.Â
Dari berbagai persoalan rumah tangga ada banyak godaan terutama adalah menganggap rumput tetangga lebih hijau daripada rumah sendiri.Â