Saya merasa tiap orang akan selalu merasakan mood yang naik turun. Dalam apa saja. Dalam Pekerjaan di kantor, dalam proyek- proyek yang sedang dikerjakan. Begitupun yang dialami oleh seseorang yang hobi menulis. Selalu ada hambatan dalam menulis, misalnya tengah hilang motivasi menulis, atau sedang tidak punya semangat sama sekali dalam menulis.
Kadang ekspektasi seseorang terlalu tinggi, memasang target amat tinggi sehingga ketika tidak teraih ada rasa frustasi menghinggapi seorang penulis. Saya misalnya susah menjaga mood untuk stabil menulis, tapi saya perlu memaksa diri tetap menulis meskipun untuk membuka laptop saja berat, dan otak terasa kosong. Lalu apa jadinya jika tidak ada gairah menulis, apa menulis sesukanya sehingga hasilnya artikel tidak bermutu. Byuh itu memang sudah resiko, tapi saya tetap harus menulis.
Menulis berbeda dengan melukis, jika tidak mood lukisan hanya akan mangkrak, bahkan bisa saja bertahun - tahun tidak tersentuh. Tulisan beda karena ketika memaksa menulis, aliran ide yang semula terasa mandeg bisa tiba tiba muncul tengah menulis artikel ngawur, maka saat itu juga menulis menjadi lebih bersemangat.
Bagi penulis profesional kehilangan mood berarti kehilangan rezeki, maka mereka pasti tidak akan berkompromi apakah harus mood, dapat ilham atau tidak saat menulis. Mereka akan memaksa diri menulis sebab tanpa menulis ia tidak mendapat apa - apa.
Lalu bagaimana mengatasi masalah kebosanan, stuck, kemandekan ide dalam menulis. Saya mencoba merangkumnya berdasarkan pengetahuan yang pernah saya baca dan pengalaman sendiri meskipun saya bukan penulis profesional, melainkan masih amatir:
1. PAKSA TETAP MENULIS
Bila sedang mengalami kemandegan paksa saja menulis, tidak usah dipikirkan tulisan berkualitas atau tidak, yang penting mengeluarkan semua tenaga agar mendapatkan semangat menulis kembali. Terus menulis paragraf  demi paragraf sampai kalimat terakhir, setelah itu tinggalkan sejenak, atau diselingi dengan membaca buku, koran atau artikel di blog seperti Kompasiana, dan artikel lain yang merangsang ide menulis.
2. JUJUR SAAT TENGAH DEMOTIVASI
Terkadang ada waktu ketika penulis merasa terpuruk, merasa bahwa hasil tulisannya tidak maksimal dan mengalami titik terendah dalam semangat menulis. Apalagi di Blog keroyokan semacam Kompasiana yang memiliki barisan penulisan penulis sangat banyak. Seorang penulis terkadang merasa terabaikan ketika tidak mendapat predikat apapun, entah mendapat hadiah, sertifikat atau artikelnya masuk jajaran terpopuler, nilai tertinggi dan Headline. Ada rasa frustasi, terabaikan dan pengin berhenti, namun seperti nasihat teman - teman penulis bahwa tetap harus menulis meskipun apa yang terjadi. Seperti komentar Pak Tjiptadinata misalnya  Selamat Malam pak Ign. Joko saya juga mengalami hal yang  sama. Merasa seakan penulis gaek sudah tidak dibutuhkan lagi di Kompasiana, tapi pikiran negatif ini cepat - cepat saya singkirkan dan saya menulis tentang apa saja...
 Perasaan terpuruk itu tuliskan saja dengan jujur, ternyata banyak tanggapan positif dari teman - teman sesama penulis untuk tetap semangat menulis. Akhirnya apa yang dirasakan terpuruk, bisa menjadi kebangkitan atau awal dari semangat baru yang hampir hilang.
3. MENGAMATI TULISAN SESAMA PENULIS
Mengamati jenis tulisan dari sesama penulis dan mencoba menulis dari sudut penulis sendiri. Sedikit banyak artikel yang berkualitas itu adalah artikel yang berasal dari referensi jelas, bermanfaat untuk dijadikan referensi dalam pekerjaan, dalam hal hobi ataupun dalam hal pengetahuan baru. Tulisan yang hanya berupa keluhan tidak akan mendapat tempat di kategori apapun.(mungkin)
4. JANGAN MALU BELAJAR PADA YANG LEBIH MUDA
Tidak malu belajar pada yang lebih muda dalam hal menulis tentang gaya hidup, tema, atau tema yang lebih ngetren, namun yang lebih penting tetap menampilkan ide original dan menghindari menulis dengan menyadur dari artikel yang sudah pernah tayang, atau malah copy paste dar artikel populer. Memang banyak tips  yang bisa kita baca untuk meningkatkan okupasi view namun tetap lebih bagusnya dialihbahasakan dengan bahasa khas penulisnya sendiri.
JANGAN PAKSA MENYADUR ISTILAH ASING KALAU TIDAK MENGETAHUI ARTINYA
5. Memperhatikan typo, jalinan bahasa dan istilah - istilah asing yang ditampilkan. Perlu mempelajari dulu istilah yang ditampilkan di artikel agar antara tulisan dan istilah asing itu  bersenyawa, bukan hanya masalah gagah- gagahan mencuplik tetapi tidak mengetahui artinya. Lebih baik polos dengan menampilkan bahasa yang bisa dikuasai penulis dari pada memaksa diri menggunakan bahasa lain tetapi tidak tahu artinya.
6. JALAN JALAN
Melakukan perjalanan ke sebuah tempat entah sekedar kuliner, mengunjungi tempat wisata, bersepeda, berkeliling ke terbuka, mengamati tingkah laku orang di tempat keramaian. Di tempat - tempat seperti selalu ada ide dan semangat baru yang kemudian merangsang penulis membuat tulisan dan kilasan pengamatan selama jalan- jalan keluar. Bagi penulis yang peka apapun bisa menjadi tulisan yang menarik, entah dari tangkapan foto, dari obrolan yang didengar, atau hanya sekedar masalah remeh temeh tetapi bisa jadi menjadi menarik di tangan penulis. Penulis dunia yang terkenal Ernest Hemingway seringkali menulis detail sebuah jendela atau sebuah suasana ketika berada di sebuah kapal. Hal - hal sederhana yang ditulis namun bisa menjadi bagian dari drama, atau tragedi saat terjadi mengerikan misalnya kapal mulai terkena badai, mendiskripsikan tentang kepanikan, gerakan - gerakan mimik muka, remasan tangan, ataupun menceritakan betapa kusamnya dinding kapal.
7. SELALU MENCATAT IDE YANG MUNCUL TIBA TIBA
Mencatat kilasan cerita itu di buku catatan, atau agenda sebab kadang setelah jeda beberapa jam, atau beberapa hari kita tidak ingat apa yang akan ditulis, karena sudah banyak sekali hal - hal yang dipikir. Jadi ketika masih ingat kilasan ide, segera tulis atau paling tidak catat point- pointnya sehingga di waktu yang pas di tulis. Terkadang rasa bosan menulis itu disebabkan karena penulis tidak bisa mengelola ide yang datang, membiarkan berlalu, dan saat diperlukan malah lupa dan tidak ingat lagi apa yang harus ditulis.
Bagaimana sudah tidak lagi tersumbat idenya menulis ? Ayo kembali mengisi otak dengan membaca, menulis dan saling memberi pengetahuan pada para penulis semuanya. Ini tips saya yang muncul spontan dari pikiran saya, kalau ada kekurangannya dan kurang cocok dengan anda para penulis dan pembaca yang cerdas, mohon maaf. Apa salahnya berbagi kiat, karena artikel saya ini sesungguhnya untuk masukan dan kritik untuk diri sendiri. Mendorong diri bukan hanya berteori tetapi beraksi dan melakukan praktek nyata. Menulis adalah sebuah kegiatan untuk mencatatkan diri dalam sejarah. Apa yang ditulis dan dipublikasikan akan menjadi sejarah bagi pembacanya. Ada jejak yang bisa dilacak. Salam Literasi, mari yang sedang berpuasa mengisi waktu dengan menulis. Sebelum menutup tulisan ini perlu memotivasi diri dengan mencuplik quote dari Jeff Goins pemilik situs goinswriter.com:
"seorang penulis buruk akan mudah menyerah dan berhenti, sedangkan penulis yang baik akan terus menulis."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H