Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Sekolah Seni Rupa, Media Digital, dan Seni Budaya yang Mulai Tergerus

6 Februari 2021   11:55 Diperbarui: 6 Februari 2021   18:18 1195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pameran seni Art Moments Jakarta 2019. (Dokumentasi Art Moments Jakarta via kompas.com)

Mereka yang menyebarkan agama dengan cara pendekatan budaya setempat akan jauh lebih diterima, sebab dengan pendekatan budaya penyebaran agama bisa melebur dan bersinergi dengan kebiasaan dan adat istiadat masyarakat.

Wayang, gamelan, lagu-lagu dolanan Jawa adalah salah satu sinergi agama dan budaya. Penyebaran agama dengan melibatkan seniman, pelaku budaya jauh lebih beradab dan membumi. Selain memperhalus budi pekerti juga memperhalus rasa, sehingga agamapun menyebar dengan cara damai.

salah satu karya artistik untuk penyebaran agama secara damai (indonesiakaya.com)
salah satu karya artistik untuk penyebaran agama secara damai (indonesiakaya.com)
Kembali ke bahasan seni rupa. Untuk saat ini bagaimanapun seni rupa menjadi sisi utama sebab banyak manusia pasti menyukai tampilan visual yang elegan, yang unik yang artistik. Baik untuk membuat promosi atau marketing sebuah produk, memberikan sentuhan unik pada kafe, restoran, hotel, memberikan kesempatan ruang ingatan bagi pengguna alat digital. Desain yang menyentuh, desain yang artistik akan jauh lebih menarik daripada penampilan yang cenderung berantakan dan  tak tersentuh sisi artistik.

Bagamanapun harus banyak sarjana seni dan orang yang mengerti seni secara mendalam baik dalam dunia akademik maupun praktisi seni bersama membangun keadaban publik.

Saat ini dunia tengah dominan dengan visual content, visual artifisial, bahkan literasipun akan mengarah ke sentuhan visual dengan adanya webtoon dan sifat manusia yang gampang bosan.

Butuh banyak ahli seni yang mampu memberi sentuhan rasa, kemanusiaan dan juga sisi karakter yang khas sebagai bangsa beradab dan tetap berpegang pada budaya ketimuran yang mementingkan rasa dan sifat sosialnya yang tinggi.

Ketika politik lebih mengarah pada sifat-sifat brutal, ketika ruang pendapat masyarakat di media sosial lebih mengarah pada perang kata dan pembulian.

Ketika agama lebih banyak mabuk simbol dan kadang kurang menghargai seni budaya yang sering dikonotasikan budaya liberal, kapitalis, juga mulai menghilangnya tradisi yang menggerus aktifitas seni budaya, maka ruang visual, seni budaya, dan seniman harus tampil ke depan untuk kembali memberikan ruang artistik bagi manusia.

Sebab, dengan mengembangkan sifat artistik juga akan lebih mengedepankan rasa dan menghargai keberagaman yang mulai tergerus.

Salam Budaya.

Quote artikel ini diambil dari artikel Inilah Media Baru, Seni Zaman Now (Cyberthreat.id)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun