Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Inilah Tips Melepaskan Diri dari Kebuntuan Menulis

5 Februari 2021   09:41 Diperbarui: 5 Februari 2021   10:12 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam beberapa saat saya sudah ada di depan laptop, sebelumnya baca- baca dulu berita terkini, ternyata tidak ada yang menarik yang mesti saya tulis, saya jadi bingung menulis apa. Padahal biasanya  saya lancar jaya menulis, lalu apa yang saya tulis bila buntu begini? 

#Ah tulis saja apa yang saya rasakan

Kadang setiap hari sering banyak kendala, terutama ketika banyak yang dipikirkan, termasuk tugas -- tugas dari tempat kerja yang menumpuk. Konsentrasi menjadi terpecah dan fokus menulispun terganggu. Sebenarnya inilah yang sering dihadapi penulis situasi di mana seperti tidak ada gairah menulis. Benar benar blank dan masuk dalam suasana writer block's.

Tapi sebagai penulis atau katakanlah orang yang hobi menulis, anggaplah sedang mengalami gangguan pencernaan sehingga tidak bisa BAB setiap hari. Menulis kadang juga mengalami masalah mood. Dan kala buntu menulis ini saya hanya mengamati apa yang ada di depan mata. 

Mungkin tembok -- tembok yang lusuh jarang dibersihkan dan banyak berdebunya memberi inspirasi, kadang tiba -- tiba muncul dari beberapa masjid yang memberitahukan bahwa mulai jumat malam sampai senin pagi akan ada pembatasan keluar rumah untuk menghindari penyebaran covid 19.

Lalu saya merenung, ketika cuaca masih saja adem ayem, malam tadi hujan mengguyur dan saat ini matahari masih tetap malu berlindung dibalik awan. Saya tulis saja suasana pagi ini dengan penggambaran deskriptif. 

Seorang penulis harus mau berkompromi dengan keadaan, tidak boleh oleh godaan untuk malas dan membiarkan ide melayang begitu saja. Saya paksa menulis meskipun dalam hati rasanya berat menulis kata demi kata.

wattpad.com
wattpad.com

#Mendiskripsikan Apa yang Saya Lihat

Saya lihat di depan mata saya lukisan kupu -- kupu. Bukan lukisan saya sih itu lukisan ada murid saya yang sering sekali mengikuti lomba dan sering menang tentunya. Pengolahan warna gradasinya cukup matang untuk anak seusia tidak lebih dari 14 tahun.  Saat buntu menulis apapun akan saya gambarkan agar mood menulis terbangun. Saya jadi ingat dengan novel novel dari lima sekawan, novel misteri Agatha Christie, Novel tentang dunia pengacara yang ditulis oleh John Grisham. Penulisan deskriptifnya dalam menggambarkan suasana rumah, atau sebuah tempat luar biasa.

Saya coba menggambarkan suasana kamar kerja saya saat ini. Kipas yang sudah penuh debu menghitam itu baru bekerja lagi pagi ini. Setelah pagi -- pagi AC dimatikan maka kipas angin bekerja lagi sampai menjelang malam. Sengaja pakai kipas karena saya tidak ingin membebani diri harus menguras isi kantong untuk membayar tagihan listrik. Demi "pengiritan" saya harus pandai pandai menggunakan alat elektronik semacam AC ini. Kalau tidak ingin tagihan membengkak maka ya kurangi menggunakan AC. Cukup ketika mau tidur saja.

Eh tahukah kalian saat saya menulis ini tiba tiba saja ada kadal yang melintas masuk kamar, dengan santainya ia berjalan -- jalan di kasur, di atas bantal, bersembunyi di kolong kanvas lukis saya yang menumpuk. Kala matahari mulai muncul ia keluar dari persembunyian, keluar kamar dan berjemur. Dari mana kadal bisa hadir di kamar saya, sejak kapan saya tidak tahu, tapi heran juga mengapa ia krasan tidur di kamar kerja saya. Saya sendiri malas mengusiknya, biar ia bosan sendiri dan pergi dari kamar saya. Tapi sudah sekitar 3 bulan lebih ia hanya berputar -- putar dari kamar ke kamar. Apakah anak dan istri tahu, saya tidak sempat bertanya.

Ketika saya sibuk mengajar PJJ atau sedang menulis artikel  ia muncul, pelan menyusur bantal, melirik sejenak ke saya, yang tampaknya masa bodo menurut dia dan dia berjalan lagi, masuk menyusup di sela -- sela kasur, keluar lagi di sisi kasur sebelah kanan dan keluar pintu. Saya tidak tahu dia mau ke mana tapi keesokan harinya ia sudah muncul lagi di kamar ini dan seperti biasa keluar kamar entah ke mana.

Sepertinya ia memang nyaman di kamar ini. Mungkin dalam hatinya ia membatin oh manusia ini termasuk orang yang masa bodo. Kalau sedang menulis, seakan lupa akan dunia luar, mau ada katak, ular, cicak, nyamuk dibiarkan saja. Apakah itu memang sifat penulis ya.  Ia punya dunia sendiri yang tidak tersentuh sehingga kadang perlu diteriaki keras untuk keluar dari alam daya khayalnya.

#Tulis Saja Suasana Sekitar

Nah inilah solusi saya ketika benar tengah buntu menulis. Yang penting membuat cerita dengan gaya diskriptif. Saya sih berharap Daeng Khrisna atau Sang penulis iseng Felix tani sempat mampir di lapak saya. Ini bukan masalah diary, tapi saya memang pernah membaca bahwa benda apapun bisa menjadi ide bagi penulis. Barisan semut yang sedang mengangkut makanan, kecoak -- kecoak yang muncul lalu lenyap di kolong, nyamuk yang nakal berputar- putar di sekitar kaos saya yang warnanya hitam dan membuat risih, lalu tangan harus menghalau nyamuk padahal jari tengah sibuk memencet tuts laptop.

Duh ada - ada saja sih. Jadilah akhirnya sebuah tulisan dari suasana hati yang tengah galau ini. Mau menulis apa tidak tahu yang bisa tertulis ya ini. Mau menulis tentang politik, bahannya masih amburadul, mau meneruskan artikel tentang seni rupa yang baru tertulis sekitar 100 kata terhenti karena mood saya memang sedang parah.

Jadi bila penulis sedang buntu dan bingung menulis apa, tulis saja suasana sekitar. Barangkali setelah ini lalu muncul ide menulis novel dari seri terakhir yang belum sempat terselesaikan atau memulai menulis tentang isu terkini yang bisa digoreng dan dijadikan polemik. Ah. Sudah meskipun buntu ternyata masih juga bisa menulis sekitar 840 kata 5.412 karakter. Sudah lebih dari cukup. Salam.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun