Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Hujan Deras dan Rasa Dagdigdug akan Datangnya Bencana Banjir

5 Januari 2021   16:48 Diperbarui: 19 Januari 2022   16:37 478
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
liputan penulis ttg banjir jakarta 2013 sekitar Pedongkelan, Jakarta Barat (Kompasiana/Ign Joko Dwiatmoko)

Di antara kami yang ada di kawasan itu hanya bisa ngobrol berjauhan dari atap atau lantai dua, tidak terbayang yang hanya punya rumah tidak bertingkat, pasti sebulanan hidup di tenda darurat atau masjid terdekat, motor yang sempat terselamatkan diungsikan di depan masjid, para pemuda setempat menunggu dengan setia motor yang diparkir di depan masjid.

Bagaimana dengan mandi dan BAB (Buang Air Besar)... Kalau diceritakan lucu, Kalau mandi masih bisa menggunakan air PAM yang kebetulan masih mengalir, namun bila kehabisan air bersih ya puasa mandi berhari - hari. 

Bau amis air menyeruak menembus penciuman dan itu menjadi sahabat sehari - hari, kadang ada kotoran manusia lewat dengan santainya. Yah satu -- satunya cara BAB ya nangkring di jendela belakang rumah, membiarkan kotoran terbawa arus air. Sedaaap hahaha.

Jadi itulah sekelumit pengalaman menjadi korban banjir, korban dari lebatnya hujan yang mengguyur sementara sudah jarang ada tanah resapan yang ada adalah beton- beton yang menutupi tanah. 

Airpun mengapung, hingga Jakarta yang seperti cekungan mendapatkan limpahan air dari pegunungan semacam Bogor, Depok, Sukabumi. Yang kebetulan punya rumah di dataran rendah ya pasrah karena banjir sewaktu - waktu datang menghampiri.

Manusia Peduli Alampun Ramah

Alam bisa saja ramah terhadap manusia, tetapi pada suatu ketika alampun teramat murka dengan manusia dengan mengirimkan bencana, mengirimkan duka cita, akibat tertimbun longsor, terbawa arus air, tenggelam dalam banjir bandang dan tersengat awan panas dari erupsi gunung berapi. Permenungannya adalah bahwa kadang kecerdasan, akal manusia yang lebih unggul dari makhluk lain tidak digunakan  semestinya, lebih banyak untuk menipu, membodohi dan merusak.

Bencana Tidak "ujug-ujug, Pasti Ada Sebabnya

Kecerdasan manusia kalah oleh akal bulus, rakus dan ingin menguasai semuanya. Alam yang sudah memberi kekayaan tapi dieksploitasi, dijarah rayah, hingga akhirnya keseimbangan terganggu.

Ekosistem rusak,pohon - pohon di hutan ditebangi, sumber akar bumi dibabat, mata air yang berasal dari akar - akar pohon di dalam tanah dicerabut diganti dengan beton, kawat. 

Sumber cadangan air di dalam bumi menipis, kerontang tanah semakin menjadi - jadi sedangkan manusia tetap saja tidak sadar.

Hujan deras memicu banjir.Sekitar Daan Mogot beberapa tahun lalu(Kompasiana. Ign Joko Dwiatmoko)
Hujan deras memicu banjir.Sekitar Daan Mogot beberapa tahun lalu(Kompasiana. Ign Joko Dwiatmoko)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun