Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Luka

27 Desember 2020   10:19 Diperbarui: 27 Desember 2020   10:33 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bisa jadi luka itu ada dalam noktah pemerintahan. Pertanda luka bisa dicatat oleh masyarakat yang ingat akan janji politik, janji para pejabat atau wakil rakyat, saking seringnya janji yang jarang ditepati menyebabkan luka bathin masyarakat yang akhirnya menyimpulkan bahwa profesi yang paling sering bersinggungan dengan kebohongan, kepura-puraan itu adalah yang berhubungan dengan dunia politik. Tidak mudah menghapus luka bathin masyarakat, perlu contoh nyata, perlu aksi heroik yang bisa menghapus trauma bathin masyarakat.

Mungkin sekarang ada sejumlah pemimpin yang gigih memimpin dengan hati, dengan pengabdian tulus, tapi masih lebih banyak politisi yang tercatat sering mengumbar janji tapi jarang menepati janjinya. Bahkan banyak tokoh agama yang terjum dalam politik akhirnya sudah membedakan kebenaran, karena selalu dilintasi oleh nafsu berkuasa. Sehingga terkesan yang diajarkan, diceramahkan tendensius dan ada kecenderungan memihak sesuai afiliasi politiknya.

Jadi jangan biarkan luka semakin menganga sehingga cacat bawaan menjadi biang kekisruhan, tapi cacat itu sebagai sebuah introspeksi bahwa tidak ada manusia yang sempurna, mereka butuh orang lain untuk menyempurnakan dirinya.

Saya merenung, saya melihat diri sendiri dan saya perlu orang lain untuk untuk meniti hidup. Dan luka akan selalu menjadi teman dan sahabat di kala manusia sudah merasa sempurna sehingga tidak memerlukan orang lain. Luka itu pengingat bahwa manusia tidak akan pernah sempurna tanpa orang lain dan tanpa ujian yang membuat dirinya kuat bertahan dalam kesakitan. Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun