Maklum saja diantara banyaknya orang yang kagum, selalu saja ada orang yang sinis, bahkan tetangganya sendiri yang kadang begitu bencinya dengan "keberuntungan sebuah keluarga" yang tampaknya selalu pulung, bisa melompat dari zero ke hero dari yang tidak apa - apa menjadi semacam Raja baru di tengah kemajemukan rakyat.
Menjadi Pemimpin Era Medsos dan Tantangan Berat Menyandang Nama Besar
Jokowi menjadi fenomenal karena disamping banyak yang suka, tidak kurang - kurang yang membencinya sampai ke ubun - ubun. Itu sah - sah saja. Lihat saja di sebuah keluarga besar, ada selalu orang yang regejegan atau istilahnya bermusuhan karena berebut harta warisan,atau sekedar sirik atas kesuksesan saudaranya.
Kalau baik - baik saja mana serunya sebuah negara. Makanya ketika muncul cerita "pating ceblung" tentang Jokowi dan keluarganya sah - sah saja diantara tetangganya pasti ada yang senang dan banyak yang tidak suka.
Nah Gibran harus membuktikan bahwa suara pating ceblung(suara noise atau simpang siur) yang menyindir bahwa dinasti baru telah lahir, Jokowi dan keluarganya ya sami mawon dengan pejabat lain yang gemar memelihara asa untuk meneruskan laju kekuasaannya turun temurun. Sekarang ini godaan duniawi sangat kuat.
Kekuasaan memberikan keleluasaan untuk menimbun harta, dan menyelewengkan kekuasaan. Sangat sedikit pemimpin yang murni berjuang untuk masyarakatnya. Untuk sampai ke taraf menjadi megaloman itu butuh biaya butuh relasi yang berjuang pasti dengan "pamrih" apalagi partai politik. Sedikit banyak akan tersandera oleh yang namanya balas budi. Ada istilah tidak ada makan siang gratis. Pasti dibelakang selalu ada embel -- embelnya.
Buktikan Bahwa Kemenanganmu Bukan Karena Faktor Jokowi
Jadi Gibran dengan kemenanganmu buktikan bahwa tidak selamanya dinasti politik itu jelek. Kalau bisa membuktikan dan tidak terlibat dalam mafia besar korupsi, pasti dirimu akan melenggang, Yang penting buktikan khasak -- khusuk tetanggamu yang pesimis bahwa kemenanganmu itu ya jelas karena diuntungkan dengan Jokowi sebagai presiden. Memang susah sih.
Kalau guru tidak ada yang menggunjingkan bila anaknya menjadi guru, bahkan menjadi aneh bila bapaknya guru kok anaknya memilih sebagai petani atau pemulung tapi banyak duitnya. Menjadi guru itu meskipun uangnya sedikit pahalanya lebih besar, karena mencerdaskan anak orang, meskipun kadang anak sendiri keleleran.
Sekarang ketika sebagai anak presiden Mas Raka akhirnya tergoda untuk terjun dalam dunia politik, sudah siapkah anda dengan semua suara - suara minor di sekitar anda, atau godaan - godaan duniawi yang pasti tidak akan jauh - jauh di hadapan anda. Hanya waktu yang akan membuktikan.