Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Gibran, Buktikan bahwa Kemenanganmu Bukan karena Dinasti Politik

10 Desember 2020   13:49 Diperbarui: 10 Desember 2020   15:45 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Maklum saja diantara banyaknya orang yang kagum, selalu saja ada orang yang sinis, bahkan tetangganya sendiri yang kadang begitu bencinya dengan "keberuntungan sebuah keluarga" yang tampaknya selalu pulung, bisa melompat dari zero ke hero dari yang tidak apa - apa menjadi semacam Raja baru di tengah kemajemukan rakyat.

Menjadi Pemimpin Era Medsos dan Tantangan Berat Menyandang Nama Besar

Jokowi menjadi fenomenal karena disamping banyak yang suka, tidak kurang - kurang yang membencinya sampai ke ubun - ubun. Itu sah - sah saja. Lihat saja di sebuah keluarga besar, ada selalu orang yang regejegan atau istilahnya bermusuhan karena berebut harta warisan,atau sekedar sirik atas kesuksesan saudaranya.

Kalau baik - baik saja mana serunya sebuah negara. Makanya ketika muncul cerita "pating ceblung" tentang Jokowi dan keluarganya sah - sah saja diantara tetangganya pasti ada yang senang dan banyak yang tidak suka.

Gibran saat Pemilu kemarin (nasional.kompas.com)
Gibran saat Pemilu kemarin (nasional.kompas.com)
Apalagi sekarang anak mbarep Jokowi Gibran Rakabuming Raka tampaknya menang secara meyakinkan di Solo. Mereka menang atas Subagyo yang anggaplah hanya sebagai piyik melawan wulung ( Garuda), ya tentu kalah segala - galanya. Gibran didukung hampir seluruh partai politik sedangkan Subagyo hanya mengharapkan dewi keberuntungan yang pasti susah terealisasi.

Nah Gibran harus membuktikan bahwa suara pating ceblung(suara noise atau simpang siur) yang menyindir bahwa dinasti baru telah lahir, Jokowi dan keluarganya ya sami mawon dengan pejabat lain yang gemar memelihara asa untuk meneruskan laju kekuasaannya turun temurun. Sekarang ini godaan duniawi sangat kuat.

Kekuasaan memberikan keleluasaan untuk menimbun harta, dan menyelewengkan kekuasaan. Sangat sedikit pemimpin yang murni berjuang untuk masyarakatnya. Untuk sampai ke taraf menjadi megaloman itu butuh biaya butuh relasi yang berjuang pasti dengan "pamrih" apalagi partai politik. Sedikit banyak akan tersandera oleh yang namanya balas budi. Ada istilah tidak ada makan siang gratis. Pasti dibelakang selalu ada embel -- embelnya.

Buktikan Bahwa Kemenanganmu Bukan Karena Faktor Jokowi

Jadi Gibran dengan kemenanganmu buktikan bahwa tidak selamanya dinasti politik itu jelek. Kalau bisa membuktikan dan tidak terlibat dalam mafia besar korupsi, pasti dirimu akan melenggang, Yang penting buktikan khasak -- khusuk tetanggamu yang pesimis bahwa kemenanganmu itu ya jelas karena diuntungkan dengan Jokowi sebagai presiden. Memang susah sih.

Kalau guru tidak ada yang menggunjingkan bila anaknya menjadi guru, bahkan menjadi aneh bila bapaknya guru kok anaknya memilih sebagai petani atau pemulung tapi banyak duitnya. Menjadi guru itu meskipun uangnya sedikit pahalanya lebih besar, karena mencerdaskan anak orang, meskipun kadang anak sendiri keleleran.

Sekarang ketika sebagai anak presiden Mas Raka akhirnya tergoda untuk terjun dalam dunia politik, sudah siapkah anda dengan semua suara - suara minor di sekitar anda, atau godaan - godaan duniawi yang pasti tidak akan jauh - jauh di hadapan anda. Hanya waktu yang akan membuktikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun