Sepagi ini rasanya kemeretuk gigi tak tertahankan
melihat kebiadaban demi kebiadaban demikian nyata
hadir dalam wujud pemberhalaan busana
menganggap dengan bajunya ia terlihat seperti nabi
sayang mulut dan kelakuannya tetaplah manusia
yang tidak kuasa menyalakkan gonggongan kasar
ketika kemarahan meluap - luap
Sepantar siang berteriak dalam kegeraman dan murka
mengancam setiap orang tanpa sadar menunjuk diri sendiri
ia sedang terluka karena dirinya sendiri
yang tidak bisa menyelaraskan antara baju dan kedengkiannya
bajunya melambangkan kesucian, mulutnya menyisakan hawa ular beludak
mencacah - cacah kedamaian
mencacah - cacah kasih sayang.
Seleret senja telah tiba masihkah jiwa dan nuranimu muram
semoga ketika kegelapan mulai menelan hari kamu tersadar
dan tetiba kesabaran menumpah raga dan jiwamu
hati dan pikiran harus merunduk, dalam diam
sujud dengan tulus menghadap keharibaan
damai di hati tertumpah sabar menggenang
seluas samodra maaf untuk jiwa yang terhimpit nafsu berkuasa
Malam telah membelam hanya ada bintang diantara hitamnya angkasa
dalam kelam manusia mesti terlelap
Diamkan raga untuk kembali segar nun di pagi merekah
tertumpah sabar dalam hasrat dan kemarahan yang tertahan
semoga jiwa - jiwa merdeka saat tertumpah kasih
 tiada lagi suara - suara sumbang pengompor api perang
dan manusia damai tanpa tergoyahkan api kemarahan
Jakarta, 2Â Desember 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H