Yang dibakar direnovasi, belum sempat selesai muncul demo lagi dan dibakar lagi. Kapan selesainya?Padahal saat ini corona masih mengancam banyak yang akan terdampak jika orang - orang turun ke jalan melakukan demonstrasi dan kemudian ujung- ujungnya merusak fasilitas umum.
Analoginya seperti ia marah - marah protes pada orang tuanya, caranya dengan meremukkan piring, merusak pagar sendiri, memutus lampu listrik. Ujung - ujungnya orang tuanya mesti mengeluarkan uang ekstra untuk mengganti barang yang rusak.Â
Dan jika seharusnya uang jajannya utuh namun karena barang - barang dirusak karena protes  maka malah rugi karena uang jajannya berkurang. Kalau ngamuk siapa yang rugi hayoo? diri sendiri!
Begitulah banyak orang tidak berpikir panjang, hanya melihat cerita teman langsung ngamuk, hanya membaca sekilas langsung berani menyimpulkan. Penginnya kaya dan punya penghasilan besar tapi sukanya rebahan dan tidak tekun bekerja, maunya digaji, tetapi tidak mau menantang diri untuk bisa menggaji orang.
Di zaman persaingan global generasi muda dituntut untuk bisa bersaing, melakukan kerja keras agar pekerjaannya dihargai dan mampu menunjukkan diri unggul dari yang lain, bukan sedikit - sedikit protes, sedikit ngamuk. Kalau ngamuk bisa bikin kaya tidak perlu sekolah ngamuk saja setiap hari.
Jokowi kata hati nurani saya ia masih memegang teguh keyakinannya, namun perjuangannya berat sebab sebagian politisi, pengusaha yang biasa hidup dipermudah dengan cara menyuap, memberi amplop pejabat menjadi kerepotan.Â
Ternyata dengan munculnya omnibus law. UU cipta kerja membuat ia tidak lagi bisa melakukan kongkalikong, tidak bisa melakukan pekerjaan curang agar bisa mengurangi pajak, melakukan usaha secara benar, tidak bisa lagi berinvestasi dengan memonopoli usaha.
Yang mau benar itu ternyata banyak sekali rintangannya termasuk pada orang - orang yang mulai kecewa karena Jokowi mulai meninggalkan gayanya seperti sebelumnya.Â
Mereka mulai meninggalkan kekaguman pada Jokowi karena ternyata radikalisme jalan terus, ormas - ormas pengganggu tidak juga jera melakukan unjuk demo yang ujung- ujungnya ricuh dan merusak.
Kalau teman - teman mulai kritis, sayapun sebenarnya ada rasa kecewa ternyata di sekitar Jokowi banyak yang bermuka dua. Tidak sungguh - sungguh berlari seperti Jokowi, terkesan main aman dan tidak mempunyai visi kuat untuk membantu perjuangan Jokowi. Menjelang 2024 orang - orang politik mulai bermain sendiri, kurang peduli pada negaranya, lebih menyukai menerobos untuk membangun pencitraan diri. Ada yang murni, ada yang polesan, ada yang dibuat dengan skenario, atau malah bermain di belakang layar mendanai demo - demo rusuh.Â
Kata hati nurani "Aku masih percaya pada Jokowi, tetapi mulai geregetan dengan lingkungan sekitarnya."