"Karena kamu baperan."
"Baperan dari mana? Saya menulis khan berdasarkan fakta di lapangan. Banyak penulis yang mengeluh artikelnya yang membaca hanya sedikit, padahal harusnya khan pembacanya bejibun. Media terkenal kok pembacanya sedikit?"
Artikel yang Kekinian dan Unik
Itu strategi kamu yang kurang, cari artikel yang nyamleng untuk dijadikan artikel model, yang layak nangkring di singgasana atas. Paling tidak artikelmu up to date, kekinian, mengikuti berita- berita di media, sedikit mulitik supaya banyak yang baca. Kamu tidak tahu tipe pembaca sekarang?Â
Coba tulis judul dengan nama -- nama yang lagi hits Rocky Gerung kek, Fadly Zon, Denny Siregar, Habieb Rizieq. Nama- nama itu sedang booming dan banyak bikin penasaran, maka mereka melirik, menengok dan membacanya (walau sedikit , tidak tuntas ).
"Apa untungnya menjadi penulis baperan kalau hanya ada masalah sedikit mengeluh?"
"Hai itu kamu Mas Bro, kamu yang sering menulis keluhan tentang view, tentang susahnya nembus Headline, Jangan- jangan mimin lupa namamu, sehingga melewatkan kesempatan mendapat anugerah AU?"
"Au ah gelap."
Dulu pernah tersebut nama pakdhe Kartono. Tulisannya selalu renyah dan enak disruput kata- katanya. Itu dulu. Sekarang tatapannya ke depan. Kalau penulis kreatif pasti tidak mudah menyerah oleh banyaknya test kesabaran itu karena selalu ada solusi untuk melepaskan diri dari tulisan yang membosankan.
Ya sudah, saatnya menata hati, tulis artikel yang enak dibaca, tulis saja tanpa berpikir bahwa tulisan itu muaranya ke Headline, kalau tidak headline terus mutung, tidak mau nulis lagi. Optimis perlu agar selalu ada jalan untuk berkembang menjadi lebih baik.
Jadi judul yang cocok untuk tulisan ini apa? Sepakat untuk menulis Menjadi Penulis Jangan Baperan? Sebentar, sebentar saya takut kalau diblokir saja, ini khan tulisan receh, penuh keluhan penuh kritikan apakah lolos? Positif Thinking saja, malah bang dan mbak mimin tersenyum dengan tulisanmu.