Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Maaf, Semakin Hari Semakin Tidak Percaya Wakil Rakyat dan Partai Politik

6 Mei 2020   12:42 Diperbarui: 6 Mei 2020   12:43 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: indexnews.com

Yang disorot adalah kepedulian anda pada konstituennya, pada rakyat yang diwakili. Tentunya bukan dengan menyandang wakil rakyat anda menjadi lebih mudah masuk dalam perusahaan besar, ditempatkan sebagai komisaris atau orang penting yang bisa melindungi kepentingan pengusaha. Sewaktu kampanye dengan biaya yang tidak sedikit anda sangat merasa dekat dengan rakyat, setelah melenggang kedekatan itu pelan- pelan menjauh. Anda sudah mendapatkan segalanya dan hanya tersisa sedikit untuk konstituen anda yang menyumbangkan suara dengan cuma -- cuma untuk suksesnya anda di gedung wakil rakyat.

Saat ini bukan tentang Najwa Shihab, bukan tentang undang- undang cipta kerja, bukan tentang kritikan mereka pada stafsus milenial yang dipaksa mundur sebagai konsekwensi maladministrasi kewenangan mereka dalam birokrasi. Wakil rakyat di negara lain bersama pemerintah sedang fokus memerangi korona, sedangkan wakil rakyat di sini malah menggunakan APD untuk rapat, di lain sisi mereka yang ada digarda terdepan penanggulangan wabah yaitu perawat dan dokter serta staffnya jumpalitan kekurangan APD.

Najwa mewakili keresahan masyarakat, tetapi wakil rakyat merasa dilecehkan dan ditelanjangi oleh Najwa Shihab. Bukan membela wakil rakyat sebenarnya tetapi rasanya apa yang dikatakan Najwa banyak benarnya. Ini seharusnya menjadi introspeksi wakil rakyat. Masih ada 4 tahun masa kerja. Ini masukan positif bagi anda untuk memperbaiki kinerja.

Masih banyak pekerjaan, sekali lagi tetapi saat ini fokuslah untuk membantu masyarakat menghadapi persebaran corona. Masyarakat yang ngeyel, tidak mau diatur, cenderung mengabaikan itu harus didekati. Tugas wakil rakyat untuk meyakinkan mereka.

Demi kebaikan bersama masyarakat perlu jujur dan patuh mengikuti prosedur pengamanan untuk memutus rantai covid -- 19. Bukan mencak - mencak kebakaran jenggot atas kritikan dari presenter Mata Najwa tersebut. Bisa jadi ada kekurangan Najwa dalam mengkritik hingga anda tampak berang. Tetapi ya tidak perlu seemosional Arteria Dahlan yang kurang unggah ungguh. Kurang cocok sebagai gambaran wakil rakyat yang tidak berjarak dengan rakyatdan santun.

Kalau tingkah wakil rakyat belum sesuai gambaran. Tugas rakyat untuk memberi masukan. Masukan itu bisa pahit, bisa manis. Anda tidak perlu merasa tersinggung jika ada kritikan. Adanya kritik khan berarti anda masih diperhatikan. Lebih menyakitkan jika anda dianggap tidak ada atau dianggap angin lalu saja. Itu lebih menyakitkan.

Kritikan rakyat itu adalah wujud cinta rakyat pada wakil rakyat. Jadi jangan merasa jauh jika masyarakat rajin mengkritik.

Bukankah kritikan itu sebagai test bagi anda seberapa kuat mental anda untuk mengawal suara- suara rakyat. Sekali lagi maaf, sebelum anda memperbaiki tingkah laku anda dan dewasa dalam menghadapi kritik saat ini tingkat kepercayaan saya pada wakil rakyat berada pada level terendah. Bagaimana anda pembaca. Salam damai selalu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun