Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Bagaimana Keluar dari Kejenuhan Menulis?

15 April 2020   14:38 Diperbarui: 15 April 2020   14:51 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: medium.com

Pernahkah mengalami masa jenuh dalam menulis. Ada kemalasan amat sangat ketika menatap laptop atau buku tulis tanpa sejumlah ide. Rasanya pikiran kosong dan banyak tema- tema saat ini dalam tahab membosankan. Yang terutama adalah masalah Korona, wabah yang tidak tahu sampai kapan selesainya.

Di rumah dengan aktifitas yang itu itu saja. Makan, tidur, buka laptop, buka buku, mengerjakan tugas harian rumah tangga, capek duduk membaca , sedikit melakukan pemanasan badan, lapar, makan lagi, mengoreksi tugas kerjaan yang dikerjakan di rumah, nonton tivi dan tidur lagi.

Ini saya sebut masa jenuh menulis. Saking jenuhnya maka saya menuliskan judul ini agar ketemu kembali semangat menulis . Kerinduan pertama adalah kapan situasi menjadi normal sehingga saya bisa mencari ide menulis di luar. Jalan -- jalan di taman, sesekali pergi ke luar kota menghirup alam terbuka, menyusur kebun teh atau masuk di kawasan taman nasional.

Dengan melakukan jalan- jalan ke tempat terbuka oksigen yang ada dalam tubuh mendapat pembaharuan. Ketika kejenuhan terobati maka ide -- ide segar datang dengan sendirinya.

Kerinduan kedua adalah bertemu dengan teman -- teman di tempat kerja, bercanda dan saling menyapa serta kembali melakukan aktifitas lama yaitu mengusili teman -- teman. 

Pertemuan dengan teman teman kantor secara langsung mengobati rasa jenuh dengan rutinitas harian hingga menyebabkan otak sangat capek dan kadang malah sering emosional. Emosi yang terpendam itu membuat kemauan menulis melambat dan berpengaruh pada ide yang garing, kering dan kurang kreatifitas.

Kerinduan ketiga adalah kebebasan menikmati transportasi publik tanpa takut akan ancaman virus yang menyebabkan rasa parno, jangan -- jangan tertular penyakit mengerikan dari aktifitas di luar rumah. Kebebasan menikmati perjalanan tanpa rasa cemas itu membuat berbagai ide segar muncul.  Jenuh bisa jadi milik siapa saja.

Di masa pandemi COVID - 19 ini tidak ada orang yang merasa tidak jenuh. Kehidupan normal pasti amat dirindukan. Semua orang akan merasa kangen dengan aktifitas sehari -- hari yang penuh tantangan. 

Meskipun begitu ada beberapa keuntungan dari adanya isolasi di rumah. Kebersamaan, kerjasama, masa kumpul -- kumpul bersama keluarga menjadi lebih banyak. Kalau sebelumnya orang tua sangat sibuk di luar. 

Berangkat pagi pulang malam. Jarang terjadi komunikasi antara orang tua dan anak, jarang ada kesempatan masak, atau bersih -- bersih rumah dan berjemur bareng.

Sambil berjemur anak dan orang tua saling berdiskusi, saat berjemur muncul keakraban yang sebelumnya jarang terealisasi karena pekerjaan orang tua menyita banyak waktu efektif saat bersama keluarga. 

Dari isolasi menjadi tahu kebiasaan anak dan orang terdekat. Suami istri punya kesempatan banyak untuk menyelaraskan diri, dan memaklumi perbedaan- perbedaan yang membuat hubungan suami panas dan diambang kejenuhan hubungan karena intensitas pertemuan yang kurang.

Masa jenuh menulis menjadi sangat menakutkan bagi penulis, karena semakin membebani orang- orang yang sangat merasakan kemerdekaan saat biasa mengekspresikan diri dengan menulis. 

Banyak cara sebetulnya untuk membunuh kejenuhan. Karena kejenuhan sesungguhnya muncul saat kemalasan menyergap. Salah satu media untuk melenyapkan kejenuhan adalah menantang diri dengan menulis apa saja yang penting kejenuhan menulis teratasi. 

Ketika sudah menemukan keasyikan saat menulis disitu akhirnya ditemukan titik masalahnya. Kejenuhan menulis timbul karena rutinitas kegiatan tanpa tantangan, hanya pengulangan- pengulangan, hanya melihat masalah dari itu ke itu saja.

Membaca  salah satu solusi ketika ada perasaan jenuh dalam menulis. Dengan membaca maka ada ide -- ide segar  datang. Ada banyak ide menulis. Dari bacaan, dari aktifitas perjalanan, travelling dan mengikuti informasi berita di televisi atau radio dan internet, mengikuti seminar, workshop dan pelatihan -- pelatihan yang berfungsi untuk mengasah otak dan me refresh otak.

Semakin terjebak dalam kemalasan membuat kemampuan menulis menurun. Maka mau tidak mau seorang penulis harus memaksa diri untuk menulis. Tidak peduli mau menulis apa yang penting rasa malas itu pelan - pelan lenyap dalam pikiran. 

Saya biasa  memaksa menulis walau saya tidak tahu menulis apa. Dalam perjalanan menulis biasanya saya menemukan ide. Ide itu saya simpan dengan menuliskan pokok pikirannya. Tulisan yang terlanjur saya tulis saat bosan itu saya paksakan selesai. 

Jika ternyata tulisan saya layak untuk diperbaiki maka saya akan mencari referensi dan memperbaiki susunan kalimatnya. Yang tidak layak saya buang, dan saya tambah kalimat- kalimat dari hasil saya membaca atau mencari  kata kunci yang tepat untuk memperbaiki kualitas tulisan tersebut.

Begitulah akhirnya kejenuhan menulis itu terobati dan mampu melanjutkan aktifitas menulis dengan mencari ide- ide sederhana yang ada di sekitar. Rasa jenuh itu karena  pikiran  terlalu tinggi mencari  ide yang tidak terjangkau. 

Padahal ide menulis itu bisa saja datang dari hal -- hal sederhana di sekitar lingkungan kita. Jadi bagi anda yang merasa jenuh menulis tidak boleh kalah dengan kemalasan. 

Tulis apa saja yang penting menemukan kembali irama, semangat dan kenyamanan dalam menulis. Bagaimanapun menulis adalah kegiatan menyenangkan yang mampu melewatkan masa isolasi diri dari rutinitas yang menjemukan dan ketidakpastian. Salam literasi.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun