Para pelaku vandalisme itu hatinya terbuat dari apa sih. Apakah ada dendam atau secara sembunyi - sembunyi ada backing orang tajir melintir yang membiayai kegiatan mereka yang tergolong anarkis. Mereka seperti ingin melawan peraturan, tidak mau tunduk pada penguasa, tidak mau bekerja dalam pekerjaan mainstream.
Vandalisme Bukan SeniÂ
Di jalanan tembok -- tembok penduduk, tempat terbuka mereka berusaha menjadi oposisi banyak orang. Anarko ingin membuat kisruh dan negara seperti dibuat ketar ketir dengan provokasi yang ingin merusak keindahan kota dengan coretan- coretan penuh kebencian dan sepertinya adalah mereka puas jika bisa mengotori lingkungan dengan tulisan- tulisan penuh provokasi.
Apa sesungguhnya misi mereka. Sekedar menyalurkan hobi corat coret tembok atau suruhan politikus yang tidak ingin pemerintah nyaman melaksanakan tugasnya. Kalau waras sih lebih baik minta sebuah tempat untuk menyalurkan bakat.Â
Dengan memviralkan tembok, fasilitas umum dicoret -- coretan, bukan menambah keindahan namun memmbuat fasilitas umum tampak kumuh. Dan Jika coret- coretannya mengandung kata kata provokatif. Seperti SUDAH KRISIS SAATNYA MEMBAKAR sepertinya mereka memang sengaja memperkeruh keadaan.
Kelompok vandalis anarko seringkali berulah. Mempunyai anggota di banyak tempat. Diperkirakan seluruh cabang mempunyai cabang kelompok yang sengaja membuat kumuh fasilitas umum tersebut.Â
Coret- coretan di dinding akan tampak indah jika dilukis dengan sentuhan seni dan memberikan kata -- kata yang membangkitkan rasa kebangsaan, rasa cinta pada tanah air atau mengingatkan untuk menjaga kebersihan, menjauhi narkoba.Â
Sedangkan tulisan- tulisan yang ditulis dengan tulisan seadanya dan menyasar apapun, malah yang parah ketika menuliskannya di rambu -- rambu lalulintas sehingga peringatan dan petunjuknya menjadi tidak jelas.Â
Selain merusak keindahan vandalisme seperti ini juga mempermalukan Indonesia di mata negara lain.
Oleh karena itu bagaimanapun vandalisme harus dihentikan. Mereka harus mendapatkan pelajaran bagaimana menghargai fasilitas umum, mencintai tanah air dan menyalurkan aksi coret- coretnya dengan benar.Â
Menurut aparat yang berhasil menangkapnya dari selidik lewat grup WA dan instagram mereka akan melakukan vandalism besar besaran serentak di Indonesia, mulai dari pulau Jawa sampai Kalimantan.
Jejak ketidakpedulian pada masalah bangsa jelas menjadi menjadi tujuan utama kelompok ini karena mereka disinyalir mempunyai ideologi anti kemapanan.Â
Jadi sekarang ini ancaman bukan hanya ideologi komunis saja yang seringkali digembar- gemborkan kelompok kanan yang berasal dari agama dan kaum radikalis.Â
Aksi vandalisme yang akan bergerak dalam situasi ancaman Covid -- 19 ini juga sangat berbahaya karena bisa memprovokasi saat rakyat dan masyarakat sedang terdesak masalah kebutuhan ekonomi akibat melemahnya pendapatan karena virus Korona.Â
Apalagi jika lockdown diterapkan yang menyebabkan masyarakat tidak mempunyai pendapatan sama sekali. Padahal setiap harinya butuh makan.
Di saat lapar dan terpepet bisa saja masyarakat meluap amarahnya dan kemudian melakukan penjarahan seperti terjadi  di medio 1998 saat kerusuhan massa melanda, rasialisme muncul dan perekonomian diambang kebangkrutan.
 Sebagai masyarakat demokrasi dan disaat semua negara mengalaminya Indonesia harus tetap bisa berpikir tenang. Mari berdoa agar gempuran bencana cepat berlalu hingga perekonomian kembali menggeliat.
Ini beberapa contoh kata- kata proovokatif yang banyak ditemukan di Tangerang "Kill The Rich"(kurang lebih artinya bunuh orang kaya, Sudah Krisis Saatnya membakar serta "Mau Mati Konyol atau Melawan"(Sumber)
Vandalisme bagi saya adalah penngkianatan pada dunia seni. Bagaimanapun dunia seni membangkitkan pikiran kritis jika ada penyimpangan ideologi dan kesewenang- wenangan sebuah rezim.Â
Namun ketika situasi krisis bukan karena kesalahan negara tetapi karena bencana yang dihadapi semua negara tidak elok menambah keruh suasana.Seharusnya semua masyarakat bersatu padu untuk mencegah penyebaran lebih parah.Â
Memutus mata rantai virus hingga akhirnya virus menjadi tidak berkembang. Jika dalam situasi seperti ini masih banyak elemen masyarakat yang bermain politik memanfaatkan situasi untuk kepentingan sendiri alangkah sedihnya.Â
Bagaimana bangsa bisa lepas dari masalah jika banyak dari mereka malah mempunyai pikiran untuk semakin membuat masyarakat kalut.
Lebih Baik Gabung Ke Seni Graffiti atau Mural
Semoga kelompok Anarko Sindikalis segera sadar bahwa apa yang mereka lakukan salah. Kalau ingin melakukan sumbangan kepedulian terhadap masyarakat bolehlah membuat graffiti atau mural yang membangun kesadaran.Â
Banyak kok kelompok pelukis jalanan yang mampu memberi ide segar dengan melukis mural yang indah dan inspiratif, malah memberikan kekuatan moral bagi yang sedang menghadapi ancaman virus.Â
Anti kemapanan juga harusnya empan papan atau lihat situasi.Mural contohnya adalah membuat gambar di atas tembok bertujuan mengedukasi masyaraakat tentang isu terkini baik tentang bahaya narkoba, bahaya pergaulan bebas dan misi kampanye lain lewat bahasa gambar.Â
Selain tampak indah juga memberi pendidikan dan informasi melalui gambar atau lukisan. Sedangkan Grafiitti adalah seni tulisan yang dibuat seunik dan serumit mungkin sehingga nampak kesan tiga dimensi.Â
Perpaduan warna, goresan dan seni tipografi membuat graffiti tampak indah dipandang mata dan dapat menjadi saluran estetika pelukis dan seniman jalanan.
Vandalisme sebuah bentuk kenakalan dengan. Kenakalan karena tidak atau sengaja mengabaikan estetika, dan menganggap kemapanan adalah ancaman.Â
Coret- coretan di tembok dengan tidak mengikuti aturan hanya berefek mengotori ruang publik dan tidak ada unsur seninya sama sekali. Semoga banyak seniman turun tangan memberitahu mereka yang masuk kelompok anarko untuk menyalurkan bakat coret- coretannya ke wadah seni jalanan yang lebih teorganisir dengan mengedepankan keindahan daripada kecenderungan mengotori ruang publik.
Sumber: Warta kota.tribunnews.com
         Tagar.id
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI