Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Vandalisme "Anarko" Pengkhianatan pada Dunia Seni

13 April 2020   07:08 Diperbarui: 13 April 2020   07:27 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kelompok yang tergabung dalam Anarko Sindikalis ti tangkap polisi.sumber:warta kota/Budi Sam Law Malau

Jejak ketidakpedulian pada masalah bangsa jelas menjadi menjadi tujuan utama kelompok ini karena mereka disinyalir mempunyai ideologi anti kemapanan. 

Jadi sekarang ini ancaman bukan hanya ideologi komunis saja yang seringkali digembar- gemborkan kelompok kanan yang berasal dari agama dan kaum radikalis. 

Aksi vandalisme yang akan bergerak dalam situasi ancaman Covid -- 19 ini juga sangat berbahaya karena bisa memprovokasi saat rakyat dan masyarakat sedang terdesak masalah kebutuhan ekonomi akibat melemahnya pendapatan karena virus Korona. 

Apalagi jika lockdown diterapkan yang menyebabkan masyarakat tidak mempunyai pendapatan sama sekali. Padahal setiap harinya butuh makan.

Di saat lapar dan terpepet bisa saja masyarakat meluap amarahnya dan kemudian melakukan penjarahan seperti terjadi  di medio 1998 saat kerusuhan massa melanda, rasialisme muncul dan perekonomian diambang kebangkrutan.

 Sebagai masyarakat demokrasi dan disaat semua negara mengalaminya Indonesia harus tetap bisa berpikir tenang. Mari berdoa agar gempuran bencana cepat berlalu hingga perekonomian kembali menggeliat.

Ini beberapa contoh kata- kata proovokatif yang banyak ditemukan di Tangerang "Kill The Rich"(kurang lebih artinya bunuh orang kaya, Sudah Krisis Saatnya membakar serta "Mau Mati Konyol atau Melawan"(Sumber)

Vandalisme bagi saya adalah penngkianatan pada dunia seni. Bagaimanapun dunia seni membangkitkan pikiran kritis jika ada penyimpangan ideologi dan kesewenang- wenangan sebuah rezim. 

Namun ketika situasi krisis bukan karena kesalahan negara tetapi karena bencana yang dihadapi semua negara tidak elok menambah keruh suasana.Seharusnya semua masyarakat bersatu padu untuk mencegah penyebaran lebih parah. 

Memutus mata rantai virus hingga akhirnya virus menjadi tidak berkembang. Jika dalam situasi seperti ini masih banyak elemen masyarakat yang bermain politik memanfaatkan situasi untuk kepentingan sendiri alangkah sedihnya. 

Bagaimana bangsa bisa lepas dari masalah jika banyak dari mereka malah mempunyai pikiran untuk semakin membuat masyarakat kalut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun