Agama dan politik dicampur aduk sehingga masyarakat semakin bingung tentang peran dan funsi agama. Politik itu tergambar dengan warna hitam. Di dalam politik trik- trik culas, licik, muslihat dihalalkan berbanding terbalik dengan agama yang diarahkan untuk memperbaiki akhlak dan moral. Tetapi ketika agama menjadi keras, terpengaruh dalam intrik dan trik politik, apa yang bisa diharapkan. Banyak polemik dan peristiwa tragis dunia lahir karena perseteruan agama.
Hari hari Ini Anies terkerek popularitasnya berkat momentum perang opini di media sosial. Ia seperti menutup telinga terhadap segala hujatan, cacian. Toh sampai hari ini ia tetap bekerja dengan caranya sendiri. Mungkin ia mengambil jalan tidak sama dengan Jokowi dan Ahok. Ia mengandalkan narasi, mengandalkan kepiawaiannya dalam berkata- kata. Beda dengan Ahok dan Jokowi yang lebih sering bertindak sebagai eksekutor, menjawab serangan dengan simbol dan kerja nyata ( menurut pendukungnya).
Anies itu seperti tokoh panutan, santun, agamis dan mampu mengayomi, ramah. Di media sosial ia akan dibela layaknya para tokoh agama, tokoh pembebas dari antitesis Ahok yang cenderung kasar dan digambarkan sebagai penista agama. Yang fanatik dan digambarkan sebagai kadrun (simbolisme orang yang fanatik mengusung budaya Arab untuk mengatur pemerintahan berdasarkan agama). Kebetulan wajah Anies dekat dengan tipikal Arab maka banyak pegiat medsos dan pengkritik berat Anies akan mengatakan sebagai ( Wan Abud: tokoh Sinetron bertampang Arab ).
Anies suatu kali didesak mundur karena segala kebijakannya kadang tidak sejalan dengan visi presiden, visi pemerintah. Sebagai penguasa Ibu Kota Jakarta serta tuan bagi Ibu kota Negara seharusnya Gubernur Jakarta adalah tangan kanan Presiden. Ia (gubernur) harus sejalan, sepemikiran dengan visi dan misi pemerintah pusat.
Tetapi yang tersaji malah riuh oleh perbedaan. Beda dengan saat gubernurnya Ahok dan Presidennya Jokowi istilah Jawanya tumbu oleh tutup alias pas dan cocok karena sama- sama mengerti. Sedangkan Anies seperti seorang anak yang selalu berselisih paham dengan ayahnya. Kemauan anak susah dimengerti ayahnya, sedangkan perintah ayahnya selalu ditentang oleh anaknya. Ayah dan anak sering berselisih.
Semoga saja Anies bisa bersinergi dengan presiden agar Jakarta menjadi jauh lebih baik, karena ada chemistry antara presiden dan gubernurnya. Salam damai selalu.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI