Mereka ingin membangun mimpi melalui cerita sejarah zaman dahulu, terinspirasi dengan kesenian ketoprak, membayangkan enaknya menjadi raja dan ratu yang dipuja dan bisa duduk di singgasana dengan disembah dan dielu- elukan.
Uang mengalir dari setoran atau istilah jawanya "Asok Bulu bekti" atau bahasa sederhananya setoran pajak dari masyarakat.
Halusinasi dan  Masyarakat yang tengah Capek "Intrik Politik"
Rupanya Ratu dan Raja Keraton Agung Sejagat sedang berhalusinasi ingin seperti raja seperti yang digambarkan dalam kesenian rakyat ketoprak.Â
Hiburan masyarakat di tengah sibuknya mereka mencangkul dan menyiangi ladang. Toto Santoso dan Fanni Aminadia Raja dan Ratu itu dianggap berhalusinasi dan akhirnya dicokok pemerintah karena dianggap mengganggu ketertiban umum.
"Halu" nya orang- orang seperti itu harus diapresiasi, dan kemudian diarahkan. Pemerintah mesti mendorong para seniman gamelan, lukis dan ketoprak mampu mendesain gambar- gambar tersebut dan melatih generasi sekarang.Â
Pemerintah tidak harus langsung memberangus, tetapi menelisik sejarah mengapa muncul fenomena orang-orang halu yang ingin menjadi penguasa dengan cara instan. Padahal mendirikan kerajaan itu tidaklah semudah merancang pertunjukan ketoprak.Â
Mendirikan negara dalam negara merupakan tindakan kriminal, kecuali Pendirian "kerajaan" hanya bertujuan menarik wisatawan, membangkitkan lagi budaya yang pernah lahir di masyarakat yang masih kental nuansa tradisinya.
Kalau hanya bertujuan wisata sebaiknya inisiatif masyarakat perlu didukung. Toh asal tidak bertujuan " membuat tandingan" maka kerajaan- kerajaan itu muncul sebagai kekayaan budaya bangsa yang perlu dilestarikan bukan diberangus keberadaannya.Â
Kecuali jika sudah terang- terangan melawan pemerintah yang resmi, perlu diambil tindakan. Salam damai selalu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H