aku tidak berhasrat mengikuti lomba.
Puisi yang kucipta itu bukan untuk lomba dan mendapatkan hadiah
puisi  lahir dari buncahan dialog- dialog dengan kayalanku
dan menulis bagiku seperti menyesap makna ketika kemarahan reda,
ketika tangis tidak lagi mengeluarkan air mata dan ketika penyesalan
tinggal menyisakan kegilaan- kegilaan.
Aku tidak lagi berhasrat mengikuti lomba puisi
sebab puisi bukan dilombakan
puisi itu ditulis untuk menutup ketelanjangan yang membodohkan
syair itu ditulis untuk menutup aurat ketidaktahuan
dan dengan puisi aku bisa mencintai makna yang selalu terbata
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!