tetiba lomba sudah di depan mata dan sudah kubuka laptop
malah asyik menulis tentang politik dan taktik begajulan para politisi
Bulsyit juga diriku ini
sudah siap- siap menerima amplop sebagai pemenang lomba puisi
tiba- tiba saja lintasan kata berbelok arah
aku menjadi pengecer kata dan pengemis popularitas
hanya karena hasrat ingin viral
ingin diaku sebagai penulis dengan ribuan pembaca
Ah. Lomba Puisi itu akhirnya hanya khayalan
sementara diriku tetap memberondong kata kadang tanpa makna kadang penuh hasrat dan tiba tiba
merasa makna terasa sunyi tanpa nyawa
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!