Bukan satu agama saja yang melakukannya. Di Myanmar Muslim Rohingya mengalami nasib tragis dan menyedihkan karena perlakuan rezim dan agama asli penguasa. Dalam satu agama sendiri muncul perbedaan tajam menyangkut mashab satu dengan yang lainnya.
Uighur dan simpang Siur Pemberitaan Media
Peristiwa Uighur muncul karena tegasnya pemerintahan yang negaranya tidak mengakui Tuhan dan hanya melokalisir agama hanya di suatu tempat. Keberadaan agama dibatasi dan kemudian dibatasi agar tidak muncul perbedaan yang bisa menimbulkan pergesekan yang memancing pemerintah setempat untuk melakukan pemusnahan atau istilah populernya genosida terhadap etnis atau agama minoritas.
Tentu saja sesama penganut agama di belahan dunia lain meradang, marah, dendam, dan ingin memerangi tindakan keji dan tidak berperikemanusiaan itu.
Ada media yang sengaja memanas- manasi pergesekan antar agama, ada yang sengaja membentur- benturkan mayoritas dan minoritas. Pada negara yang peduli kedamaian dan membenci konflik "bodoh"adu domba antar agama akan bijak meredam pergesekan.
Atas politik agama dilegalkan pembantaian terhadap agama lain, atas nama keamanan negara tidak dimungkinkan agama masuk dan mencampuri urusan negara. Pada negara berkembang yang sedang merampungkan infrastruktur, sedang berlari mengejar ketertinggalan kehidupan keagamaan sering ikut campur dan menghambat percepatan kemajuan negara. Banyak perdebatan, pergesekan, perkelahian dan tindak kekerasan mewarnai relasi antar agama.
Myanmar membara karena merasa mayoritas terancam dengan agresifitas minoritas. Bagi Myanma keberadaan pengungsi di Rohingya sudah diluar batas toleransi sehingga penduduknya yang mayoritas beragama Budha merasa terancam, Pemerintahan Myanmar telah melakukan pelanggaran berat masalah hak asasi manusia untuk beribadah dengan bebas tanpa ada ketakutan akan ancaman rezim yang sedang ingin dan sedang berkuasa.
Apakah ada yang lebih istimewa di antara agama- agama tersebut. Bagi pemeluknya yang paling sempurna adalah agamanya sendiri, bagi yang sempit pikiran dan nuraninya agama lain itu ancaman dan perlu diperkecil ruang geraknya.Itu seni pertahanan yang dilakukan hampir semua negara. Yang mayoritas lebih dominan dan yang minoritas merasa tertekan.
Agama, Tragedi Kemanusiaan dan Sempitnya Pengetahuan Agama
Dan karena media dan politik, agama dimanfaatkan untuk mempertegas gesekan dan akhirnya meledak menjadi perang. Manusia lupa pada kemanusiaannya, kemanusian manusia terhalangi oleh gelegak kebencian yang membuat antar pemeluk agama berperang dan saling bersikutan tidak jelas.
Ada banyak alasan ketika manusia melakukan genosida pada agama lain: