Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Polemik Anggaran Aica Aibon, Trik PSI Menampar Pemprov DKI?

31 Oktober 2019   13:45 Diperbarui: 4 November 2019   09:42 454
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
polemik anggaran lim Aica Aibon 82 Milyar yang dikemukakan William aditya Sarana dari PSI (kompas.tivi)

Penulis sebetulnya tidak ingin memanaskan polemik anggaran lem Aica Aibon sebesar 82 milyar Pemprov DKI Jakarta. Menurut informasi dari media hasil wawancara dengan anggota DPRD DKI dari partai PSI William Aditya Sarana menemukan kejanggalan dengan adanya anggaran lem Aica aibon sebesar 82 milyar untuk siswa SD Se DKI.William menemukan dalam anggaran dan Prioritas Plafon Anggaran  (KUA - PASS) 2020.

Hal aneh lain yaitu usulan pengadaan ballpoint 124 milyar di Suku Dinas Pendidikan Wilayah I Jakarta Timur. Anggota DPRD William Aditya Sarana sangat kritis menyoroti ketimpangan anggaran yang tertuang dalam e- budgeting tertutup pemprov DKI.

Benarkah Polemik tentang Aica Aibon bermuatan politis?
Berbagai polemik itu menjadi babak baru dalam perkembangan politik Indonesia untuk menempatkan Jakarta sebagai target atau sasaran pemerintah untuk menyehatkan anggaran keuangan daerah. Masyarakat perlu anggota DPRD yang kritis menyoroti ketimpangan- ketimpangan anggaran karena dengan memilih wakil rakyat salah satunya untuk memberi masukan dan memperjuangkan kepentingan masyarakat.

Masyarakat yang Lekat dan suka dengan Rumor
Pengadaan lem aica aibon itu menjadi viral dan menjadi bulan- bulanan netizen yang memang begitu cepat bereaksi terhadap kebijakan pemprov yang janggal. Memang ada susulan bahwa menurut pemprov hanya salah ketik saja, tetapi tentu masyarakat terutama netizen tidak percaya begitu saja. 

Kadang informasi pertama yang muncul lebih diakui kebenaran dan akurasinya meskipun sebetulnya masyarakat seharus tidak buru- buru bereaksi sebelum hadir informasi factual yang bisa dipertanggungjawabkan.

Sekarang informasi sangat cepat dan kadang susah membedakan mana yang hoax dan mana yang informasi valid. Berita masih isu saja sudah diviralkan dan membuat heboh media sosial. Melalui media sosial perilaku pejabat, manuver pemda, kejanggalan anggaran segera viral dan menjadi konsumsi publik. Apalagi yang terindikasi bocor anggaran dengan banyaknya anggaran yang di mark- up membuat publik cepat bangun.

Masyarakat tengah sensitif saat ini, meskipun begitu kadang tidak berdaya menghadapi penyimpangan masif. Masyarakat gampang lupa terhadap kejahatan dan iba terhadap kesedihan dan penderitaan. 

Perilaku manusia yang bisa melebihi batas dan kadang-kadang/sering malah melupakan kesalahan hanya karena pernah satu alumni sekolah atau masih ada hubungan kekerabatan membuat hukum di Indonesia seperti tidak berdaya mengetukkan palu keadilan sejati.

Belum lagi jarang para pejabat entah gubernur, bupati dan mereka yang mempunyai jabatan politis minta maaf atas kesalahan dan kekurangan dalam memimpin selama ini. Yang terjadi malah menyalahkan sistem, menyalahkan pejabat sebelumnya dan melontarkan kritik kembali kepada yang menghembuskan isu tersebut.

Kelemahan masyarakat adalah sering percaya pada berita- berita yang dikirimkan secara viral di grup WA. Daya literasi masyarakat meningkat tetapi bukan mengembangkan pola pikir cek dan ricek tetapi lebih membaca sekilas dan membagikannya ke grup.

Banyak masyarakat yang jarang lagi membaca koran, majalah yang beritanya cenderung obyektif. Masyarakat lebih suka menyendiri atau kalau tidak melakukan diskusi terbatas dengan temannya dari sumber yang minim dari platform media tidak jelas di grup media sosial tersebut.

Menanggapi anggaran belanja Pemprov DKI penulis tidak mau gegabah menanggapinya. Memang ,menuliskan kasus ini akan membuat viewer bertambah tetapi jika hanya mencomot dari berita  kurang pas, tetapi betapapun akan membuat tulisan penulis viral tentu akan beban hati jika tulisan tidak berdasarkan fakta hanya menanggapi dengan emosional.

Penasaran tentang Aica Aibon?
Bicara lem, Aica Aibon adalah perekat multiguna yang terbuat dari karet sintetis, dan pelarut organik.Aica tersedia tersedia dalam tolueina dan non toluene. Aica Aibon sendiri identik dengan warna warna kuning. Daya rekat lem Aica Aibon sangat kuat sehingga bisa digunakan untuk kayu, kertas, karet, baja dan HPL (High Pressure Laminated );sumber berita detik.com

Yang menjadi kontroversi  dari lem aibon adalah banyak anak-anak kecil maupun ABG ketagihan mencium aica aibon. Seperti mengkonsumsi nikotin atau obat- obatan terlarang menghisap aica aibon akan membuat penghisapnya asyik ketagihan dan merasa fly dengan bau Aica Aibon yang menyengat. Lem aica aibon dapat merekatkan karet sepatu, menggerakkan industri kecil yang bergerak dalam pemberdayaan manusia dengan membuat barang  seperti  seperti tas dan sepatu, dan untuk prakarya anak sekolah.

Yang aneh kenapa pemprov memberi bantuan lem bukan alat tulis bagi siswa. Apakah mereka diarahkan untuk sekolah entrepreur berbasis ketrampilan plus sehingga perlu memberi bantuan lem dalam jumlah banyak. Selama ini siswa selalu membeli secara mandiri jika melakukan tugas prakarya di sekolah. Jika benar Pemprov DKI merencanakan anggaran untuk lem alangkah janggalnya anggaran yang diajukan. Gubernur DKI harus meyakinkan bahwa berita viral tentang lem Aica Aibon adalah berita hoax semata.

Pemprov DKI saat ini begitu adem ketika munculnya banyak kasus viral yang menyerang pemerintah dan ketika pemerintah sudah stabil kasus- kasus janggal di DKI bergema kembali. Masyarakat era digital sangat mudah dikejutkan dengan berita viral yang heboh semoga masyarakat semakin cerdas membedakan berita hoaks dan berita fakta yang diunggah berdasarkan investigasi dan dari sumber terpercaya. Salam damai selalu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun