Menanggapi anggaran belanja Pemprov DKI penulis tidak mau gegabah menanggapinya. Memang ,menuliskan kasus ini akan membuat viewer bertambah tetapi jika hanya mencomot dari berita  kurang pas, tetapi betapapun akan membuat tulisan penulis viral tentu akan beban hati jika tulisan tidak berdasarkan fakta hanya menanggapi dengan emosional.
Penasaran tentang Aica Aibon?
Bicara lem, Aica Aibon adalah perekat multiguna yang terbuat dari karet sintetis, dan pelarut organik.Aica tersedia tersedia dalam tolueina dan non toluene. Aica Aibon sendiri identik dengan warna warna kuning. Daya rekat lem Aica Aibon sangat kuat sehingga bisa digunakan untuk kayu, kertas, karet, baja dan HPL (High Pressure Laminated );sumber berita detik.com
Yang menjadi kontroversi  dari lem aibon adalah banyak anak-anak kecil maupun ABG ketagihan mencium aica aibon. Seperti mengkonsumsi nikotin atau obat- obatan terlarang menghisap aica aibon akan membuat penghisapnya asyik ketagihan dan merasa fly dengan bau Aica Aibon yang menyengat. Lem aica aibon dapat merekatkan karet sepatu, menggerakkan industri kecil yang bergerak dalam pemberdayaan manusia dengan membuat barang  seperti  seperti tas dan sepatu, dan untuk prakarya anak sekolah.
Yang aneh kenapa pemprov memberi bantuan lem bukan alat tulis bagi siswa. Apakah mereka diarahkan untuk sekolah entrepreur berbasis ketrampilan plus sehingga perlu memberi bantuan lem dalam jumlah banyak. Selama ini siswa selalu membeli secara mandiri jika melakukan tugas prakarya di sekolah. Jika benar Pemprov DKI merencanakan anggaran untuk lem alangkah janggalnya anggaran yang diajukan. Gubernur DKI harus meyakinkan bahwa berita viral tentang lem Aica Aibon adalah berita hoax semata.
Pemprov DKI saat ini begitu adem ketika munculnya banyak kasus viral yang menyerang pemerintah dan ketika pemerintah sudah stabil kasus- kasus janggal di DKI bergema kembali. Masyarakat era digital sangat mudah dikejutkan dengan berita viral yang heboh semoga masyarakat semakin cerdas membedakan berita hoaks dan berita fakta yang diunggah berdasarkan investigasi dan dari sumber terpercaya. Salam damai selalu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H