Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Manusia Seperti "Debu" Gampang Terhempas Saat Sakit

10 Agustus 2019   10:36 Diperbarui: 10 Agustus 2019   10:58 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar:ceritapicmix.it

Rasa takut menderita, kesakitan pada organ tubuh dan ketakutan- ketakutan lain yang membuat panik gelisah dan seperti kembali seperti anak kecil yang merengek minta diperhatikan dan ditolong. Apalah daya manusia sekuat apapun jiwanya akan cemas dan takut bila tengah menderita sakit.

Sakit Memberi Penyandaran Manusia Betapa Berharganya Kesehatan

Perut kembung, buang angin susah, dada seperti ditekan- tekan dan badan menggigil kedinginan dan padahal suhu tubuh panas. Dalam cuaca dingin asam di perut naik dan sesak terasa mencekik leher, apa yang kamu rasakan?

Itulah kadang manusia baru sadar setelah sakit, baru menyesal telah menderita, cukup terlambat, tetapi jika ingin sembuh maka harus ada pola konsumsi makan yang sehat. Sakit itu milik siapa saja. 

Pada mereka yang tidak pernah sakit, pada mereka yang terbiasa makan enak, pada mereka yang jarang makan enak dan mereka yang bekerja keras, lupa waktu lupa pula makan teratur.

Mengapa harus sakit, mengapa harus merasa sial saat menderita, merasa paling tidak berharga, menangis sesenggukan dan menyesal karena sebelumnya telah memanjakan tubuh dengan menyesap kenikmatan dunia.

Pertanyaan itu muncul ketika manusia telah berpengalaman sakit. Ia bisa merasakan terbaring tidak berdaya, berjuang untuk lepas dari siksaan dan kesakitan.Tubuh kempes badan lemas dan kekuatan serasa hilang. Kepala serasa berputar- putar dan bayangan- bayangan buruk menghantui. 

Maka banyak orang sakit dicekam stres sampai depresi. Rasa putus asa membuat seseorang tidak bisa berpikir jernih, bahkan seperti kembali ke masa kecil. 

Beruntung jika masih ada saudara, anak atau siapa saja yang masih peduli, jika sudah tidak ada sanak saudara dan teman yang menjenguknya kepada siapa akan mengeluh, kepada siapa akan merengek. Mungkin tinggal menjemput perjalanan terakhir atau entah sudah melayang pada gambaran- gambaran buruk dengan mimpi- mimpi yang menakutkan.

Tidak Ada Manusia Tanpa Rasa Sakit

Kesakitan itu milik semua orang tidak terkecuali. Penderitaan itu milik semua orang meskipun manusia itu bergelimang harta dan uang tidak terbatas, sama seperti kebahagiaan yang seharusnya milik semua orang. Saat bahagia hampir semua orang tidak pernah membayangkan rasa sakit. 

Saat senang yang terbayang dari manusia adalah menikmatinya, tertawa terbahak dan tidak secuilpun membayangkan dalam kebahagiaan tiba- tiba mmuncul kesakitan luar biasa.

Hitam putih kehidupan manusia selalu merasakan perasaan yang berlawanan. Adakah orang yang selalu bahagia selamanya, dan adakah manusia tidak pernah merasakan kebahagiaan walau hanya sekali. NicK fujicic boleh jadi bahagia saat ini tetapi bagaimanapun terselip rasa sedih dan menderita karena kekurangan fisiknya (tanpa sepasang tangan dan kaki). 

Ia menyadari bahwa setiap manusia pernah sakit, putus asa, depresi. Tetapi manusia juga berhak bahagia karena sebenarnya bahagia itu sederhana. Boleh jadi cacat fisik, kelemahan mental menjadi penyebab minder, rasa sakit di hati, perasaan menyayat atas ketidaksempurnaannya, atas ketidakadilan yang disandangnya, tetapi dalam penderitaan manusia tetap harus bersyukur bahwa ia masih lebih baik dari orang lain yang lebih menderita darinya. 

Nick Fujicic mempunyai energi untuk depresi dan mengalami tekanan bathin, tapi ia melawan dengan menaikkan level semangatnya, berlipat- lipat dibandingkan manusia normal lainnya. 

Ia mempunyai tekat yang besar dan ingin membuktikkan, cacat fisik bukan halangan untuk bisa bahagia dan membahagiakan orang lain. Semua talenta dikerahkan, semua kemampuan dikeluarkan untuk bisa menyamai bahkan melebihi orang yang normal.

Dalam kesakitan ada nyanyian dari bathin yang terdalam untuk menikmati detik detik waktu, merasakan betapa manusia sangat lemah. Ia seperti debu yang gampang tertiup angin, seperti kapas yang gampang terbang bila kena badai terombang- ambing tidak berdaya. Betapa besar kuasa Tuhan dan betapa ringkihnya manusia walaupun uangnya berkoper- koper.

Maka kadangkala manusia perlu duduk diam. Orang Budha mengatakan Meditasi, Orang Hindu bisa mengatakan Tapa Brata, Orang Kristen menamakan kontemplasi juga meditasi (Antony De Mello). Orang Islam melakukan tahajud, sholat dan  dzikir. 

Dalam suasana itu manusia menyadari kelemahannya, menyadari bahwa ia tidak ada apa- apanya dengan kuasa Allah, Tuhan, Sang Hyang Widhi, Sangkan Paraning Dumadhi, Sang Hyang Tunggal.

Hidup Itu Misteri Manusia Sulit Menebaknya

Perjalanan waktu adalah misteri sepandai- pandainya manusia tentu tidak ada yang bisa menebak bagaimana nasibnya pada masa yang akan datang. Bisa jadi sekarang sehat, besok sakit. Tetapi bisa jadi ada orang yang sekarat dan tidak berdaya tiba-tiba mendapat mukjizat sembuh dan bisa beraktifitas lagi.

Akhirnya dalam permenungan dan kesunyian manusia menjadi sadar bahwa kebahagiaan itu beriringan dengan rasa sakit. Tidak ada manusia yang tidak pernah menderita. Manusia selalu mempunyai menemui ujian untuk bisa lebih bisa mendewasakan dirinya menghadapi. 

Dalam perjalanan bahagia selalu saja ada penderitaan dan kesakitan dan dalam kesakitan selalu ada kebahagiaan yang terselip betapapun kecilnya. Maka dari itu apapun masalah yang dihadapi manusia manusia patut selalu bersyukur. Salam damai selalu.

Magelang, 10 Agustus 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun