Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Manusia Seperti "Debu" Gampang Terhempas Saat Sakit

10 Agustus 2019   10:36 Diperbarui: 10 Agustus 2019   10:58 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar:ceritapicmix.it

Saat senang yang terbayang dari manusia adalah menikmatinya, tertawa terbahak dan tidak secuilpun membayangkan dalam kebahagiaan tiba- tiba mmuncul kesakitan luar biasa.

Hitam putih kehidupan manusia selalu merasakan perasaan yang berlawanan. Adakah orang yang selalu bahagia selamanya, dan adakah manusia tidak pernah merasakan kebahagiaan walau hanya sekali. NicK fujicic boleh jadi bahagia saat ini tetapi bagaimanapun terselip rasa sedih dan menderita karena kekurangan fisiknya (tanpa sepasang tangan dan kaki). 

Ia menyadari bahwa setiap manusia pernah sakit, putus asa, depresi. Tetapi manusia juga berhak bahagia karena sebenarnya bahagia itu sederhana. Boleh jadi cacat fisik, kelemahan mental menjadi penyebab minder, rasa sakit di hati, perasaan menyayat atas ketidaksempurnaannya, atas ketidakadilan yang disandangnya, tetapi dalam penderitaan manusia tetap harus bersyukur bahwa ia masih lebih baik dari orang lain yang lebih menderita darinya. 

Nick Fujicic mempunyai energi untuk depresi dan mengalami tekanan bathin, tapi ia melawan dengan menaikkan level semangatnya, berlipat- lipat dibandingkan manusia normal lainnya. 

Ia mempunyai tekat yang besar dan ingin membuktikkan, cacat fisik bukan halangan untuk bisa bahagia dan membahagiakan orang lain. Semua talenta dikerahkan, semua kemampuan dikeluarkan untuk bisa menyamai bahkan melebihi orang yang normal.

Dalam kesakitan ada nyanyian dari bathin yang terdalam untuk menikmati detik detik waktu, merasakan betapa manusia sangat lemah. Ia seperti debu yang gampang tertiup angin, seperti kapas yang gampang terbang bila kena badai terombang- ambing tidak berdaya. Betapa besar kuasa Tuhan dan betapa ringkihnya manusia walaupun uangnya berkoper- koper.

Maka kadangkala manusia perlu duduk diam. Orang Budha mengatakan Meditasi, Orang Hindu bisa mengatakan Tapa Brata, Orang Kristen menamakan kontemplasi juga meditasi (Antony De Mello). Orang Islam melakukan tahajud, sholat dan  dzikir. 

Dalam suasana itu manusia menyadari kelemahannya, menyadari bahwa ia tidak ada apa- apanya dengan kuasa Allah, Tuhan, Sang Hyang Widhi, Sangkan Paraning Dumadhi, Sang Hyang Tunggal.

Hidup Itu Misteri Manusia Sulit Menebaknya

Perjalanan waktu adalah misteri sepandai- pandainya manusia tentu tidak ada yang bisa menebak bagaimana nasibnya pada masa yang akan datang. Bisa jadi sekarang sehat, besok sakit. Tetapi bisa jadi ada orang yang sekarat dan tidak berdaya tiba-tiba mendapat mukjizat sembuh dan bisa beraktifitas lagi.

Akhirnya dalam permenungan dan kesunyian manusia menjadi sadar bahwa kebahagiaan itu beriringan dengan rasa sakit. Tidak ada manusia yang tidak pernah menderita. Manusia selalu mempunyai menemui ujian untuk bisa lebih bisa mendewasakan dirinya menghadapi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun