Saya mencoba membuat sebuah cerita di atas kereta api. Ini sebuah sensasi baru. Bagaimana mengembangkan ide  dengan menulis di kursi kereta api. Setiap hari saya mesti harus mendorong untuk bisa menulis beberapa paragraf. Kalau lagi blank ya saya paksakan untuk menangkap ide.Â
Sebetulnya menulis itu sebuah tantangan. Ketika kemalasan menyergap manusia harus menghadapinya dengan memaksa diri agar tidak terjebak dalam kemalasan.Â
Menulis itu kebutuhan, dan kebutuhan itu mau tidak mau harus dipenuhi, sebab kalau tidak, akan membuat tersendat otak dan malas  berpikir.
Saya mengetik di atas kereta yang melaju dari Jakarta ke Jogjakarta dari Pasar Senen ke Stasiun Tugu. Dari jam 6.15 sampai sekitar jam 14.45. Apa yang akan saya ceritakan. Mungkin cerita remeh temeh saja sekedar mengurangi suntuk dan bosan, berjam- jam duduk.Â
Dengan menulis paling tidak selama satu jam tidak terasa telah menuliskan beberapa paragraf untuk bercerita. Sebelumnya saya akan mengupgrade berita, apa isu terkini yang bisa dibahas dan dijadikan ide dalam menulis.Â
Kalau soal menulis jika ide sudah muncul saya bisa menulis sekitar 700 sampai 1100 kata tanpa istirahat. Saya tuangkan ide dulu baru kemudian mengeditnya jika diperlukan ditambah referensi dan beberapa pengubahan terutama typo, kesalahan kata dan susunan kalimat yang aneh.Â
Ini adalah perjalanan rutin seorang penulis. Memastikan diri untuk tetap berkarya dalam segala situasi. Agak sempit tempat duduk saya tetapi dengan segala keterbatasan saya mencoba menulis.Â
Di gerbong premium yang duduknya berlawanan arah dengan laju kereta memang agak tidak nyaman, tetapi tidak apa apa.. sedikit memaksa. Bisa jadi ini ini sebuah sensasi.Â
Saat mengetik ini kereta sedang melintas di Jatibarang. nanti akan melewati Stasiun Cirebon berikut Purwokerto Kutoarjo dan akhirnya sampai Jogja.
Kereta sekarang sudah rapi dan dikelola dengan baik, tiap stasiun dibangun dengan interior yang nyaman. Saya memesan tiket lewat online dan dicetak dengan memindai barcode di Stasiun Senen untuk diprint. Kecanggihan kereta ini tentu memberi harapan  menular pada trnsportasi lainnya.Â
\Sejak Ignasius Jonan Kereta bisa move on dari sebelumnya yang acakadut pengelolaannya. dengan sistem modern kereta menjadi nyaman untuk ditumpangi. meskipun AC ekonomi sekalipun. Toiletnya juga bersih dengan cadangan air dan kebersihan yang terjaga.
Banyak hal bisa digali dari sebuah perjalanan. Dari transaksi antara penumpang dan pramusaji  yang menawarkan makanan, dari nasi goreng sampai minuman ringan.
Kereta punya banyak cerita yang bisa digali. Cerita kerinduan anak pada bapaknya, kerinduan pada kekasih hati yang menjalani hubungan LDR dan cerita pedih ketika putus cinta dengan pacar yang berjanji akan setia tetapi karena hubungan LDR tergoda pada temannya yang selalu berada di dekatnya.
Sebetulnya saya tidak punya ide untuk menulis tetapi saya memaksa diri. Meskipun rangkaian ceritanya tidak karuan  tapi ini sebuah pembelajaran bahwa dalam situasi apapun seorang yang ingin menjadi penulis harus siap sedia menumpahkan dalam sebuah repertoar atau sekedar ungkapan pandangan mata. Saya blogger dan akan selalu mengasah diri untuk menulis dan terus menulis.Â
Ide harus ditangkap lalu diolah menjadi sebuah karangan atau opini atau feature. Saya akan menamakannya ide ini catatan perjalanan. Setelah menulis 700 artikel dan puisi di kompasiana target seribu tentu menjadi tantangan. Butuh beberapa bulan untuk mencapainya, tetapi mengalir saja yang penting nanti sampai padai targetnya.
Boleh jadi saya sedang membayangkan seperti Pramoedya Ananta Toer yang merasa harus menulis meskipun dalam tekanan. Malah dalam tekanan  itu seorang penulis bisa menjemput ide dengan topik - topik menyentuh. Sama seperti Ernest Hemingway yang bisa menulis detil dalam kesederhanaan cerita namun menyentuh dan menginspirasi.
Manusia diberi talenta agar bisa bertahan dan berkembang. Dunia bergerak cepat, teknologi tidak terelakkan lagi. Tuntutan semakin berat maka mau tidak mau manusia harus bisa menyesuaikan diri dengan suasana yang baru yang menuntutnya memenuhi kehendak alam, memenuhi tuntutan kekinian, tidak gaptek, bisa menangkap ide ide kreatif sesuai dengan situasi dan kondisi.
Inilah tangkapan, cerita saya di gerbong kereta api yang melaju ke Daerah Istimewa Jogjakarta. Oke terima kasih. Salam.
Kereta Jurusan Jakarta Jogja, 9 Agustus 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H