Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Menulis di Kereta Fajar Utama Jurusan Jakarta Jogja

9 Agustus 2019   09:08 Diperbarui: 9 Agustus 2019   09:56 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
di gerbong 2 premium Fajar Utama Jakarta Jogja Dokpri)

Saya mencoba membuat sebuah cerita di atas kereta api. Ini sebuah sensasi baru. Bagaimana mengembangkan ide  dengan menulis di kursi kereta api. Setiap hari saya mesti harus mendorong untuk bisa menulis beberapa paragraf. Kalau lagi blank ya saya paksakan untuk menangkap ide. 

Sebetulnya menulis itu sebuah tantangan. Ketika kemalasan menyergap manusia harus menghadapinya dengan memaksa diri agar tidak terjebak dalam kemalasan. 

Menulis itu kebutuhan, dan kebutuhan itu mau tidak mau harus dipenuhi, sebab kalau tidak, akan membuat tersendat otak dan malas  berpikir.

Saya mengetik di atas kereta yang melaju dari Jakarta ke Jogjakarta dari Pasar Senen ke Stasiun Tugu. Dari jam 6.15 sampai sekitar jam 14.45. Apa yang akan saya ceritakan. Mungkin cerita remeh temeh saja sekedar mengurangi suntuk dan bosan, berjam- jam duduk. 

Dengan menulis paling tidak selama satu jam tidak terasa telah menuliskan beberapa paragraf untuk bercerita. Sebelumnya saya akan mengupgrade berita, apa isu terkini yang bisa dibahas dan dijadikan ide dalam menulis. 

Kalau soal menulis jika ide sudah muncul saya bisa menulis sekitar 700 sampai 1100 kata tanpa istirahat. Saya tuangkan ide dulu baru kemudian mengeditnya jika diperlukan ditambah referensi dan beberapa pengubahan terutama typo, kesalahan kata dan susunan kalimat yang aneh. 

Ini adalah perjalanan rutin seorang penulis. Memastikan diri untuk tetap berkarya dalam segala situasi. Agak sempit tempat duduk saya tetapi dengan segala keterbatasan saya mencoba menulis. 

Di gerbong premium yang duduknya berlawanan arah dengan laju kereta memang agak tidak nyaman, tetapi tidak apa apa.. sedikit memaksa. Bisa jadi ini ini sebuah sensasi. 

Saat mengetik ini kereta sedang melintas di Jatibarang. nanti akan melewati Stasiun Cirebon berikut Purwokerto Kutoarjo dan akhirnya sampai Jogja.

Dokpri
Dokpri
Pelayanan di kereta sudah bagus. Ketepatan menjadi prioritas maka banyak penumpang memilih transportasi ini untuk bisa sampai tujuan tepat waktu. Lain dengan pengalaman dulu saat managemen lama di mana penumpang dipaksa masuk, duduk dan tidur di gerbong sembarangan. 

Kereta sekarang sudah rapi dan dikelola dengan baik, tiap stasiun dibangun dengan interior yang nyaman. Saya memesan tiket lewat online dan dicetak dengan memindai barcode di Stasiun Senen untuk diprint. Kecanggihan kereta ini tentu memberi harapan  menular pada trnsportasi lainnya. 

\Sejak Ignasius Jonan Kereta bisa move on dari sebelumnya yang acakadut pengelolaannya. dengan sistem modern kereta menjadi nyaman untuk ditumpangi. meskipun AC ekonomi sekalipun. Toiletnya juga bersih dengan cadangan air dan kebersihan yang terjaga.

pemandangan antara Jatibarang dan Cirebon (dokpri)
pemandangan antara Jatibarang dan Cirebon (dokpri)
 Berbagai topik akan saya lahab sebagaimana saya harus menuntut diri tampil selalu siap menangkap ide demi ide. Saya melihat situasi di kereta aktifitas penumpangnya detil detil kursi atau aktifitas kru kereta.Mereka yang tertidur lelap  atau sibuk chating, melamun dan melihat pemandangan di luar dan sedang berdialog dengan teman sebelah. 

Banyak hal bisa digali dari sebuah perjalanan. Dari transaksi antara penumpang dan pramusaji  yang menawarkan makanan, dari nasi goreng sampai minuman ringan.

Kereta punya banyak cerita yang bisa digali. Cerita kerinduan anak pada bapaknya, kerinduan pada kekasih hati yang menjalani hubungan LDR dan cerita pedih ketika putus cinta dengan pacar yang berjanji akan setia tetapi karena hubungan LDR tergoda pada temannya yang selalu berada di dekatnya.

Sebetulnya saya tidak punya ide untuk menulis tetapi saya memaksa diri. Meskipun rangkaian ceritanya tidak karuan  tapi ini sebuah pembelajaran bahwa dalam situasi apapun seorang yang ingin menjadi penulis harus siap sedia menumpahkan dalam sebuah repertoar atau sekedar ungkapan pandangan mata. Saya blogger dan akan selalu mengasah diri untuk menulis dan terus menulis. 

Ide harus ditangkap lalu diolah menjadi sebuah karangan atau opini atau feature. Saya akan menamakannya ide ini catatan perjalanan. Setelah menulis 700 artikel dan puisi di kompasiana target seribu tentu menjadi tantangan. Butuh beberapa bulan untuk mencapainya, tetapi mengalir saja yang penting nanti sampai padai targetnya.

Boleh jadi saya sedang membayangkan seperti Pramoedya Ananta Toer yang merasa harus menulis meskipun dalam tekanan. Malah dalam tekanan  itu seorang penulis bisa menjemput ide dengan topik - topik menyentuh. Sama seperti Ernest Hemingway yang bisa menulis detil dalam kesederhanaan cerita namun menyentuh dan menginspirasi.

Manusia diberi talenta agar bisa bertahan dan berkembang. Dunia bergerak cepat, teknologi tidak terelakkan lagi. Tuntutan semakin berat maka mau tidak mau manusia harus bisa menyesuaikan diri dengan suasana yang baru yang menuntutnya memenuhi kehendak alam, memenuhi tuntutan kekinian, tidak gaptek, bisa menangkap ide ide kreatif sesuai dengan situasi dan kondisi.

Inilah tangkapan, cerita saya di gerbong kereta api yang melaju ke Daerah Istimewa Jogjakarta. Oke terima kasih. Salam.

Kereta Jurusan Jakarta Jogja, 9 Agustus 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun