Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Amien Rais Sedang Tiarap atau Sedang Menyiapkan Amunisi Baru?

5 Juli 2019   06:39 Diperbarui: 5 Juli 2019   06:48 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Amien seperti yang digambarkan dalam wayang lebih mirip tipe Sengkuni. Memainkan politik dengan licik hingga menyebabkan Duryudana terpengaruh dengan liarnya kata- kata Sengkuni sehingga Durnyudana banyak melakukan blunder dalam kebijakannya sebagai Raja Astina. 

Dasar sudah mempunyai watak buruk ditambah dengan provokasi dari Sengkuni yang luar biasa tajamnya membuat Pemerintahan Astina semakin tumbuh sebagai pemerintahan yang otoriter dan membuat para Pandawa sang pewaris sebenarnya terusir dari kerajaan Astina, kalah Judi, hampir terbakar ketika sedang pesta di Bale Sigala- gala karena taktik licik Sengkuni.

Kini Prabowo paling tidak mendapat petuah licin dari politik Amien Rais. Sang musuh sejati dari Pria yang sama berasal dari Solo. Jokowi versus Amien. 

Dua pria dengan peruntungan berbeda meski dari daerah yang sama sama- sama lulusan UGM, sama- sama menekuni politik. Jokowi sukses dan selalu menang dalam persaingan menggapai kekuasaan dari Walikota, Gubernur sampai Presiden dan terpilih dua kali. 

Sedangkan Amien Rais adalah politikus yang banyak gagal ketika mencalonkan diri sebagi pimpinan tertinggi negara, meskipun pernah menduduki kedudukan prestisius sebagai ketua MPR RI.

Berhenti bermanuver dan Momong Cucu

Sudahlah Amien Rais berhentilah bermanuver, beri jejak yang baik agar bisa menjadi bapak bangsa yang pernah terukir sebagai bapak reformasi, semakin anda berulah semakin masyarakat tidak suka. 

Sebab masyarakat lebih suka bisa menjalani kehidupan dengan tenang karena hidup biasa saja sudah banyak masalahnya apalagi harus mendengar mengikuti sepak terjang politisi yang lebih sering gaduhnya daripada manfaatnya untuk membangun peradaban bangsa elegan.

Masa anda telah selesai, alangkah lebih nyaman bisa bersenda gurai dengan para cucu dan menikmati masa tua sambil mendengarkan uyon- uyon (gamelan), menyanyikan Pangkur atau Pucung menyesap kopi sambil membaca buku kebajikan. Salam Damai Selalu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun