Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Belajar Tidak Takut Gagal dari J.K. Rowling

25 April 2019   13:05 Diperbarui: 25 April 2019   18:15 710
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto oleh Joko Dwiatmoko

J. K Rowling pengarang masyur dengan karyanya Harry Potter menulis pidato inspiratif, sangat menyentuh kesadaran orang-orang yang pernah mengalami kegagalan dan takut tidak sukses. 

Kebiasaan orangtua mendorong dan menakut-nakuti anaknya bahwa kegagalan itu aib. Tidak ada peluang bagi anak menerima kegagalan sebagai bagian dari pembelajaran hidup.

Takut Gagal Berarti Memperkecil Peluang Kesuksesan

OranGtua membawa misi berat untuk mengantarkan anak hidup dalam gelimang sukses. Maka jika ada yang gagal dan tidak beruntung dalam pendidikan, ada perlakuan berbeda.  J.K Rowling mencontohkan dirinya yang berkali-kali gagal dalam hidup bisa mengambil hikmah dari kegagalan. 

Kegagalan menurut J. K Rowling dalam pidato pada acara wisuda Universitas Harvard "Kalian mungkin tidak pernah mengalami kegagalan sebesar yang  saya alami, namun memang ada beberapa kegagalan dalam hidup tidak bisa dihindari. 

Mustahil hidup tanpa pernah gagal satu kalipun, kecuali kalian menjalani hidup dengan sangat hati- hati dan itu sama saja dengan tidak hidup sama sekali -- dalam hal itu kalian sudah gagal dengan sendirinya. ...kegagalan memberi saya perasaan aman batiniah yang tidak pernah saya rasakan saat lulus dari berbagai ujian."

Dari pernyataan J. K Rowling bahwa kegagalan itu bukan momok menakutkan, semua orang pernah gagal, frustrasi dan kecewa dengan  kegagalan. Tetapi kegagalan memberi kebijaksanaan, belajar untuk menghitung kesalahan dan tidak perlu takut menghadapi hidup yang penuh misteri.

Kegagalan Mendorong Kreativitas

Malah kegagalan mendorong orang untuk berusaha lebih baik, menciptakan imajinasi dan mendapatkan peluang pekerjaan yang sangat menjanjikan. Setiap orang memang berharap bisa hidup sempurna tanpa pernah gagal. Tetapi tanpa ujian manusia hanya akan hidup seperti robot. Tidak ada warna, tidak ada ritme kehidupan sehingga hidup terasa kering.

J.K. Rowling memotivasi mahasiswa sebuah universitas ternama bahwa jauh lebih penting tidak takut gagal daripada terlalu berhati-hati dalam hidup sehingga selalu takut untuk melangkah. 

"Very Good Lives", hidup yang sangat baik adalah ketika manusia tidak takut gagal dan jangan pernah takut juga berimajinasi. J. K. Rowling telah memberi kesaksian bahwa kegagalan hidup bukanlah akhir kehidupan. Ia bisa bangkit dan menjadi pengarang dengan kekayaan luar biasa.

Buku J. K. Rowling itu memberi sentuhan bathin luar biasa. Pada siapapun yang ingin menjadi orang yang berhasil sukses dalam bidang apapun, kegagalan itu bukanlah momok yang menakutkan. Malah dari kegagalan seorang penulis, pengarang bisa banyak belajar. 

Mencari trik baru, mencari terobosan bagaimana agar tulisan mampu memikat pembaca. Kalaupun tidak semoncer mereka yang bisa hidup sukses sebagai pengarang spirit pantang menyerah itu bisa memberi motivasi untuk terus menumbuhkan asa, mungkin suatu saat giliran kita memperoleh keberuntungan tentu dengan usaha keras mewujudkan mimpi tersebut.

Saya menemukan buku itu di perpustakaan sekolah dengan sampul buku berwarna putih dengan sentuhan tipografi sederhana saja. Buku terbitan Gramedia Pustaka Utama Jakarta 2018 merupakan buku yang luar biasa. Kunci pidato dari pengarang yang pernah menyabet penghargaan OBE karena jasanya bagi sastra anak-anak, Legion d'honneur dari Perancis dan Hans Christian Anderson Award.

J. K. Rowling secara jujur mengaku pernah gagal dalam menjalin kehidupan rumah tangga, gagal berkali-kali meyakinkan penerbit untuk menerbitkan karyanya yang waktu itu susah diterima pasar. J. K. Rowling juga mengajarkan bahwa manusia memang akan selalu menghadapi cobaan hidup. 

Cerita- cerita Rowling membuat asa saya terus berkembang untuk tidak takut bermimpi. Betapa manusia hanya berusaha tapi jalan memang penuh liku. Yang kaya rayapun tidak bisa menghindar dari pengalaman gagal.

Pemimpin Perlu Belajar menyikapi Kegagalan

Seharusnya politisi, calon pemimpin harus dibekali spirit untuk tidak takut gagal, karena kegagalan bukan akhir segala-galanya. Dalam hidup bukan hanya kegemilangan menjadi seorang pemimpin. Yang pernah gagal pun bisa menjadi inspirasi untuk menjadi guru yang bijaksana, dewasa dalam memandang hidup. 

Untuk menjadi motivator dan inpirator tidak harus menjadi pimpinan puncak pemerintahan. Bisa jadi ia menjadi spirit luar biasa bagi banyak orang ketika orang itu mampu menunjukkan ketegarannya dalam menyikapi kegagalan demi kegagalan hidupnya. Ketokohan seseorang bukan diukur dari pangkatnya yang tinggi tetapi dari perilakunya yang membuat masyarakat hormat. Salam Literasi.

They can think themselves into other people place.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun