Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Pemimpin Sempurna Hanya di Alam Khayal Pilih Saja yang Optimis

13 Maret 2019   10:10 Diperbarui: 13 Maret 2019   10:19 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
baliekspress.jawapos.com

Sepertinya pesimis menyaksikan perdebatan tentang siapa yang berakal sehat sehingga petahana perlu dihentikan dan diganti oleh pemimpin yang lebih fresh. Tetapi yang fresh dan kinyis kinyis jelas susah. Yang dihadapi adalah orang lama dengan ambisi baru. 

Calon pemimpinnya sudah beberapa kali gagal dan dengan sisa tenaga yang ada maju lagi dengan mengusung isu -- isu dan hoax.  Seandainya ia datang dengan berbagai solusi ekonomi dan terobosan pemikiran masih bisa dinalar dengan akal sehat.

Muncullah berita- berita bohong bertebaran. Muncul fitnah- fitnah memberondong ruang publik sehingga tampak mengerikan. Semua mengusung akal sehat. Akal sehat versi siapa. Sebab orang gilapun akan mengatakan ia lebih berakal daripada yang waras.

Akal sehat kok dipertentangkan. Barisan petahana semakin sibuk menangkis serangan "filsuf" Rocky Gerung yang rajin menyambangi kantong- kantong pemilih mengambang. 

Ia dengan piawai mengganggu ruang kesadaran pemilih galau sehingga mulai percaya bahwa pengaruh filsafat Rocky Gerung yang banyak dikatakan orang cerdas semakin membuat petahana ketar- ketir oleh perlawanan" filsuf "Rocky Gerung terhadap penguasa. 

Ia sedang melawan kemapanan, ia tidak suka gerakan pencitraan dan menganggap dungu petahana yang mengusung politik pencitraan. Rocky adalah antitesis. Rocky adalah pejuang anti kemapanan. Dan pembangunan infrastruktur  berusaha dinihilkan dengan logika Rocky.

Jadi ketika pemimpin -- pemimpin yang tidak sempurna itu bertarung siapakah yang rasional dipilih. Memilih petahana beresiko, memilih lawan yang selalu mengusung isu isu pesimisme lebih tidak menguntungkan lagi. 

Perang politik telah membuat pembelahan dan masing masing kuat argumentasinya untuk memberi alasan mengapa harus memilih pemimpin menurut versi masing -- masing.

Bagi anda yang bingung sebaiknya anda perlu mengendapkan segala ego politik dan agama. Pilih pemimpin yang paling sedikit buruknya. Fokus  memilih pemimpin yang selalu optimis menghadapi persoalan. 

Masalahnya jika persoalan bangsa dihadapi dengan pesimisme tentu akan berpengaruh pada psikologi orang. Setiap orang mempunyai masalahnya sendiri. Ada atau tidak ada pemimpin masalah hidup akan selalu menghadang. Jika setiap masalah dihadapi dengan pesimis bagaimana mampu mendorong pikiran untuk yakin untuk bisa lepas dari persoalan.

Jadi, diantara pemimpin yang tidak sempurna itu harus dipilih yang paling optimis untuk menatap masa depan bangsa. Saya bukan ingin mempengaruhi tetapi alangkah baiknya jejak yang sudah baik perlu diteruskan untuk menyempurnakannya. 

Jika kembali ke titik nol maka sebuah bangsa akan sulit maju dan berkembang karena system yang sudah baik harus kembali ditata ulang dengan sosok pengganti pemimpin yang masih meraba bagaimana membangun bangsa.

Terkait dengan Pemilu 17 April 2019 nanti, pastikan memilih pemimpin yang benar- benar mampu menunjukkan optimisme menghadapi persaingan global. Hanya yang optimislah  yang mampu memberi kesempatan rakyat berkembang. 

Pemimpin yang sempurna memang langka. Maka dukung pemimpin yang mau bekerja keras membangun bangsa dengan dukungan seluruh rakyat tentunya. Bukan dengan saling tikam sendiri mengenai akidah, masalah tafsir, masalah keyakinan yang membuat bangsa tidak maju. Bangsa lain sudah berpikir bagaimana mengembangkan teknologi masa depan dengan kreatifitas tidak terbatas. 

Masyarakat di Indonesia masih bicara kelayakan pemimpin berdasarkan jejak keimanannya dan dukungan kuat pemimpin agama. Untuk maju sebagai bangsa ego tentang akal sehat, ego tentang sosok ideal pemimpin harus disingkirkan. Yang jelas antara rakyat dan pemimpin harus sejalan. Sebab  Sebagus apapun pemimpinnya setegas apapun pemimpinnya dan sepandai dan sekeras apapun pemimpinnya tanpa dukungan rakyat akan percuma.

Suara kita, suara rakyat menentukan masa depan bangsa. Dengar suara hati nurani. Pilih pemimpin yang optimis. Tidak ada pemimpin sempurna sesuai yang dimaui semua rakyat. Salam Waras.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun