Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Hanif Dhakiri dan Anies Baswedan Bicara Konten Kreator di Kompasianival 2018

12 Desember 2018   18:25 Diperbarui: 12 Desember 2018   18:45 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masyarakat milenial diuntungkan dengan canggihnya media digital. Mereka cepat menyerap perkembangan teknologi dan banyak yang mampu memanfaat canggihnya media digital untuk menghasilkan uang yang bisa dibilang tidak sedikit. Penghasilan seorang youtuber misalnya bisa bisa meraup keuntungan lebih dari 30 an juta sampai ratusan juta. Mentri saja kalah penghasilannya dibanding youtuber yang subscribernya sudah melebihi ratusan ribu bahkan jutaan.

Hanif Dhakiri mentri Zaman Now tampaknya amat memahami dampak positif teknologi. Dalam dialog santai dengan Kompasianer Hanif memandang penting merubah persepsi salah masyarakat tentang posisi pemerintah yang terkesan abai dengan nasib pekerja semisal buruh migran yang ada di Arab, Di Malaysia, di Hongkong. Bukan perkara mudah mengubah mental pekerja RI yang berada di luar negeri. Mereka sebetulnya  harus memahami hukum dan hak -- hak pekerja tetapi banyak pekerja sudah cenderung curiga dengan niat baik pemerintah.

dokpri
dokpri
Melihat gaya mentri Hanif Dhakiri saya menduga Presiden Jokowi memberi kebebasan pada para mentrinya untuk berkarya tanpa diatur oleh suasana protokoler yang amat ribet. Hanif bisa menyesuaikan diri tergantung suasana dimana beliau berbicara. Amat dekat, tidak berjarak. Aneh rasanya ketika banyak masyarakat terutama yang aktif di media sosial menyangsikan kinerja pemerintah saat ini. 

Menurut saya persoalan yang amat kompleks yang dihadapi pemerintahlah yang membuat  banyak target pembangunan belum terlaksana. Selama masyarakat apatis, tidak mau berubah menjadi lebih maju susah bagi pemerintah untuk mewujudkan janji- janji semasa kampanye. Pekerjaan blogger, penulis bisa menjadi juga bisa menjadi alternative pekerjaan yang menjanjikan.

dokpri
dokpri
Makasih Pak Mentri... tetaplah enjoy dan akrab dengan kami kompasianer atau para jurnalis warga. Kami ingin menyumbangkan ide dengan menulis, karena dengan menulis banyak hal bisa diubah untuk memperbaiki paradigma keliru masyarakat tentang ketenagakerjaan. Saatnya menjadi co creator, masyarakat kreatif yang percaya kemampuan diri sendiri. Kalau bisa menjadi pengusaha dan kreator mengapa harus menjadi pekerja yang digaji. Lebih elok jika bisa menggaji diri sendiri untuk menghasilkan pundi --pundi uang. Jangan hanya hanya menjadi pengguna tetapi ke depan harus menjadi kreator dan pencipta pekerjaan.
Mentri Hanif Dhakiri dan Kompasianer akrab foto bersama (foto By Ign Joko Dwiatmoko)
Mentri Hanif Dhakiri dan Kompasianer akrab foto bersama (foto By Ign Joko Dwiatmoko)
Untuk Pak Anies terus terang saya susah memahami bahasa anda.Mungkin saya saja yang terlalu bodoh untuk bisa memahami seluruh pidato anda. Semoga sukses. Jakarta butuh pemimpin yang tidak hanya memberi gagasan, lebih dari itu adalah pekerja keras, terkadang harus keras menghadapi musang- musang yang siap menggerogoti anggaran. Tidak usah digubris manuver- manuver politisi yang hanya memanfaatkan kedekatan pada kekuasaan tetapi sebetulnya menikam dari belakang. 

Jakarta itu adalah Metropolitan, ibu kota negara. Banyak yang harus diubah terutama dalam hal pemanfaatan media alternatif, media sosial dan peluang- peluang yang bisa dihasilkan dari konten creator. Sebagai warga yang tergabung dalam platform blog saya dan rekan rekan akan terus mengritisi kinerja anda. Bila menyeleweng  berhak dong kami mengingatkan anda. 

Kepada Bapak Hanif Dhakiri  teruslah berkarya, kami menanti terobosan- terobosan anda untuk memanfaatkan bonus demografi dan banyaknya alternative pekerjaan yang bisa disediakan untuk mengisi lowongan pekerjaan. Menciptakan lapangan kerja tampaknya lebih bernilai daripada mencari lowongan pekerjaan. Penulis blogpun bisa jadi merupakan alternative pekerjaan yang menjanjikan. Salam Literasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun