Katakanlah kau sedang tenggelam dalam sepimu,
Terpagut lamunan dan khayalan tentang bibirmu yang ranum.
Aku jadi ingat sebuah senyuman dengan dua gigi muncul di ringai tipis bibirmu
Aku bingung apakah harus menciummu atau malah ternganga melihat senyummu.
Lagi lagi kau membawaku pada sebuah dilema
kau selalu saja membuatku harus memilih dan kadang sering salah
dilema itu selalu mengejarku saat ingin melepas lajang namun takut bila akhirnya harus berpisah
kau adalah sebuah rasa dari cinta yang tidak pernah kutahu kapan datangnya.
Kau tahu, aku sedang tenggelam dalam sepi
dan dalam sepiku rasa datang seperti mimpi
kau menyelinap masuk tanpa permisi
tersenyum penuh arti
Ah, kau hanya menggiring sebuah ingatan
tentang kata yang kubuat pertama
untuk menjadi pijakan menulis puisi cinta
puluhan kertas terbuang hanya untuk membuka kata
kini ketika sejuta kata tertulis untuk mengguratkan makna
tetap saja susah menjumput kata
ketika melihat kilau cinta datang tiba-tiba
Aku terpukau hingga tidak satupun kata mampu
menggambarkan rasa saat melihatmu.
Jakarta, 19 September 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H