Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bahasa Visual Pameran "Social Organism" Hafiz Rancajale

7 Juni 2018   14:20 Diperbarui: 7 Juni 2018   15:07 788
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Katalog pada pameran Social Organism diambil dari karya berjudul Pada Teks Yang Bersuara (foto oleh Joko Dwi)

Pameran Hafiz boleh dikatakan representasi seni rupa modern. Ia perupa yang bebas menterjemahkan seni visual tidak terbatas pada narasi seni tentang keindahan, keagungan estetika. Ia memungut apa saja termasuk persamuhan dengan dunia digital yang memang mau tidak mau harus dimasukkan dalam narasi visual.

Poster Katalog Pameran Hafiz (foto Oleh Joko)
Poster Katalog Pameran Hafiz (foto Oleh Joko)
Memahami karya Hafiz Lewat tulisan Otty (istri Hafiz)

Saya malah lebih bisa merasakan alur tulisan Otty Widawati Rancajale istri Hafiz. Karena ia penulis maka bahasanya menjadi mudah dipahami dan akhirnya saya mengerti karya-karya drawing Hafiz. 

Goresan Hafiz adalah goresan spontan meruang, ekspresif, kadang nakal secara visual. Tetapi itulah proses kreatif seni yang bebas menggoreskan apa saja sampai menemukan keasyikan dalam repetisi goresan yang mengalir deras dari alur pemikiran sampai pada kedalaman jiwa. Mula-mula tidak berbentuk tetapi seiring waktu berjalan goresannya menjadi berbentuk dan bernilai.

Pameran Reguler Galeri Nasional Indonesia

Jika anda penasaran dengan pameran ini masih ada waktu beberapa hari. Sampai tanggal 9 Juni. Sebetulnya saya ingin cepat menyelesaikan apresiasi saya dengan menulis tetapi ternyata untuk bisa menulis tentang pameran yang berlangsung di Galeri Nasional Indonesia ini perlu perjuangan. 

Saya suka pada Seni seni instalasi, performance art tapi saya perlu mengendapkan beberapa opini saya supaya pembaca mau mengerti tentang konsep seni rupa modern yang menurut saya rumit. Beda jika hanya dengan meilhat sebentar langsung bisa menilai karya seni itu bagus atau jelek.

Untuk memahami pameran instalasi tentu harus memahami konsepnya. Nah itulah wawasan seni tentang seni abstrak, konsep seni modern...sebab saya dulu belajar dari sebuah institusi pendidikan seni yang "formal".untuk memahami konsep pemikiran modern tentu saya harus melepaskan bingkai pemikiran dan pemahaman saya yang cukup Jadul. Silahkan datang barangkali anda pembaca di Jakarta lebih mengerti Pemikiran seni rupa modern.

Galeri seni ternyata sebuah katarsis bagi perupa yang ingin mengenalkan tentang berbagai genre seni rupa, dan Galeri Nasional Indonesia siap menampungnya sejauh konsepnya jelas dan memberi ruang kreasi baru bagi pengunjung dan penikmat seni.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun