Kaya Miskin Itu Relatif
Jadi seberapapun tantangan yang diterima harusnya menjadi pembelajaran bahwa itulah hidup. Tidak ada kehidupan tanpa tantangan, konflik, penderitaan, kesedihan.
Untuk bahagia setiap orang mesti merasakan kesedihan, untuk menjadi kaya orang mesti berpeluh-peluh, bekerja keras, menggembleng diri, menahan diri sehingga ia siap menerima kebahagiaan dan kekayaan.Â
Kekayaan itu relatif, sebab ada pepatah di atas langit ada langit. Kaya bagi saya mungkin beda dengan kaya versi anda. Miskin bagi saya berbeda dengan miskin bagi anda. Bagi konglomerat mempunyai mobil sepuluh bisa jadi belumlah disebut kaya, ia tentu akan selalu melongok ke atas ke saingan-saingannya.
Bisa jadi kebahagiaan yang sempurna bukan orang kaya pemiliknya tetapi mereka yang selalu bersyukur atas segala tantangan, penderitaan dan buah-buah kehidupan yang ia terima dengan ikhlas. Tetapi siapakah manusia sempurna yang bisa berbahagia tanpa ada keinginan untuk memiliki lebih harta dunia.
Saya barangkali masih dipenuhi oleh keinginan untuk bisa merasakan kebahagiaan lebih dari kehidupan sekarang yang sedang saya jalani. Masih banyak tantangan kehidupan yang membuat saya masih merasa kurang puas.
Saya pikir sampai saat ini dengan jujur saya katakan masih banyak keinginan yang belum terealisasikan sehingga masih berusaha menjadi lebih baik dan mencoba melalui tantangan itu untuk menggapai mimpi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI