Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Memotret Fenomena Hari Ini Versi Pegrafis Muchlis Lugis

13 Februari 2018   09:49 Diperbarui: 13 Februari 2018   10:50 889
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Addictif Karya Grafis M. Muchlis Lugis (dokpri dari katalog pameran Ke mana harga diri)

Grandfather (dokumen pribadi)
Grandfather (dokumen pribadi)
Rupanya Muchlis Lugis yang sekolah S2-nya di ISI Yogyakarta tampak menikmati pengembaraan idenya dengan dominasi tangan yang mewakili otak dan kepalanya. Dalam pengembaraan seni sah-saja menggunakan imajinasi dengan pengertian deformatif, atau membuat karya fantasi surealis Muchlis hendak memberi pesan bahwa kritikan sosialnya bisa terwujud dengan karya grafis yang memikat dan eye cathing, meskipun terbatas pada hitam dan putih atau ditambah dengan satu warna.

Karya grafis Muchlis itu mengingatkan kita yang hidup di zaman globalisasi begitu terkesima dengan teknologi sampai melupakan relasi sosial, membangun empati kepada sesame atau terlalu cuek dengan lingkungan sekitar yang semakin hancur. 

Otak menjadi tangan yang hanya melihat dunia dari gawai. Ia tidak melihat dengan mata tapi dengan jari yang menari dan menyusuri dunia lewat informasi yang terdapat di smartphone. Berdialog kepada teman dengan video call bahkan satirenya teman yang ada di depan mata tapi ngobrolnya lewat WhatsApp atau Blackberry Messenger. Manusia terperangah dengan perangkat modern terkagum-kagum dengan diri sendiri lewat perilaku selfie (saya; penulis kadang merasa telepon genggam telah mendekatkan jarak komunikasi tapi menjauhkannya dengan sesuatu yang mengikat batin dan jiwa)

Grafis sebagai Bagian dari Seni Murni

Muchlis jeli melihat fenomena hari ini, tetapi lewat seni grafis ia harus berjuang keras agar karya grafis tidak menjadi kasta kedua setelah seni lukis. Ia bagian dari seni murni sama seperti seni lukis dan seni patung. Semoga seni grafis tetap eksis meskipun tuntutan globalisasi membuat  cetak grafis manual semakin sedkit peminatnya digantikan oleh perangkat canggih komputer grafis yang bisa menciptakan kreasi lebih liar dengan aplikasi semacam fotoshop dan coreldraw dan aplikasi lainnya yang dengan mudah dicandui anak muda generasi millenial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun