Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Masa Bulan Madu Sudah Selesai, Saatnya Anies-Sandi Tancap Gas

26 Januari 2018   12:08 Diperbarui: 26 Januari 2018   15:50 784
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebagai masyarakat, harusnya sudah mulai berpikir bagaimana menciptakan peluang dengan memanfaatkan teknologi canggih, bukan menjadi pengguna konsumtif dan pasif dengan membeli produk teknologi dengan cara utang atau memanfaatkan kartu kredit.

Gubernur dan Wakil Gubernur perlu berlari kencang mengejar ketertinggalan. Nostalgia sudah berlalu, dan Jakarta butuh pemimpin cekatan yang bisa merawat cita-cita masyarakat untuk mendudukkan Jakarta sebagai kota bersih, nyaman, dengan tranportasi ramah lingkungan terintegrasi, bahagia namun dengan prinsip kerja keras bukan hanya mengharap kucuran bantuan dari pemerintah. 

Jakarta butuh pemimpin tegas yang mampu menolak tegas pungli, korupsi yang sudah menjadi penyakit masyarakat.

Bolehlah Ahoker dan cebonger move on untuk tidak nyinyir dan mengkritisi kebijakan anda, tapi dengan syarat anda harus membuktikan bahwa kinerja ABSU memang jempolan dan lebih baik dari gubernur sebelumnya. Kegagalan move on cebonger dan ahoker karena sampai seratus hari pemerintahan  anda belum ada progress yang membuat Ahoker dan cebonger move on. 

Membangun Jakarta itu bukan karena ingin membahagiakan warga, tapi melecut warga untuk kerja keras dan menghindari sifat rakus dengan melegalkan korupsi. Sesekali warga memang perlu cambukan agar mereka sadar bahwa menjadi warga Jakarta itu tidak mudah. 

Ibu Kota negara itu ibaratnya halaman depan negara, jika halaman depannya saja semrawut, tidak teratur, kumuh persepsi tamu untuk datang tentu akan memanjang dengan membayangkan isi rumah, dapur dan penghuninya. 

Jika kangen pada becak apakah harus didatangkan ke Jakarta untuk memenuhi rasa kangen, sedangkan Jakarta butuh jalan lempang untuk bergerak cepat menyambut kemajuan jaman yang berlari dan perlu jalan tol untuk mengejar ketertinggalan. 

Sudah ada Yogyakarta , sudah ada medan, sudah ada Brebes yang menampung Becak sebagai destinasi pariwisata. Sedangkan Jakarta mungkin perlu helikopter, kendaraan yang mampu cepat menembus kemacetan.

Foto: tribunnews.com
Foto: tribunnews.com
Ubah mindset orang Jakarta yang merepresentasi kesuksesan diri dengan memiliki mobil. Seperti orang Jepang, mereka kaya tapi kebiasaan jalan kaki tetap dilakukan dan mereka lebih menyukai transportasi publik daripada kendaraan pribadi.

Karena bukan ukuran gengsi tapi lebih ke upaya menjaga kesehatan dan kelestarian lingkungan serta mentaati peraturan agar semua orang bisa nyaman dengan peraturan, bukan karena sering ditemui di Jakarta pelanggar peraturan merasa jagoan bila bisa melanggar peraturan yang berlaku.

(ini buat koreksi diri penulis tentunya yang kadang-kadang seringkali ikut-ikutan menjadi pelanggar peraturan). Salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun