Sudah  sepuluh tahun lebih
Kau menanyakan cinta padaku
pada saat kemarahan memuncak di jiwamu
Kau selalu bilang bahwa aku tidak tahu arti cinta
Bukankah cinta telah melahirkan anak-anak kita, sayang
Kenapa setiap marah kau selalu menyangsikan kadar cinta kita yang katamu 150 persen
Bahkan kau mulai mencoba menaksir gelagat tingkahku
dengan gosip-gosip perselingkuhan layaknya artis ibukota
padahal aku selalu berdoa pada Tuhan bahwa aku akan menjaga marwah cinta kita
kau terlalu emosi, menyamakan aku dengan artis-artis yang bergelimang harta
untuk aku, apa modalku untuk berselingkuh dan menyelingkuhi orang
bahkan tidak secuilpun aku berusaha mencuri kesempatan untuk membuat bara bagi kehidupan kita.
Seharusnya waktu mendewasakanmu dan aku.
Cinta itu adalah kepercayaan, cinta itu adalah permakluman dari kekurangan kekurangan masing-masing
yang disatukan.
Kau dan aku tidak lahir langsung sempurna
selalu ada yang kurang dari tingkah kita
lalu mengapa selalu kau ungkit kekuranganku untuk kau jadikan bahan perdebatan
dan gelegak amarahmu.
Seribu kesabaran sudah kubentangkan
bahkan akupun harus berlutut agar gelegar amarah itu redam dan mereda
aku ingin kau berpikir bijak
bukan berarti aku ingin mengkotbahi kau dengan berlagak seperti pastur atau pendeta
bukan aku manusia biasa yang berangkat dari kekurangan
aku tidak mau melebih-lebihkan kemampuanku.
Aku merendahkan diriku serendah diriku saat bersimpuh
dan aku diam saat tanganmu mencakar tubuhku dan menampar mukaku
aku mencintaimu dengan kepasrahanku
aku mencintaimu dengan caraku dari segenap kekuranganku yang ada
Kalau aku kelebihan  itu bukan nilai tambah yang kutonjolkan
Namun semata karena kita ingin selalu sejajar bukan saling sombong karena merasa lebih sempurna
Mengapa cinta kau pertanyakan
Sementara kita seharusnya total menyayangi anak anak
Lebih dari ego diri yang ingin selalu dimanja
Aku mencintai lebih dari yang kaupikirkan saat amarahmu
Meluluhlantakkan logika dan mengaburkan mata jiwa yang seharusnya tajam
Kau terlalu percaya simbol-simbol milenial
yang mengharuskan diriku membukanya di seluruh media sosial yang ada bahwa aku mencintaimu
dengan gambar-gambar yang bisa dinikmati seluruh temanmu- temanku di dunia maya.
Ah Cinta Zaman Now sungguh ribet tuntutannya.
Jakarta, 10 Januari 2018