Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ketika Cinta Dipertanyakan

11 Januari 2018   10:08 Diperbarui: 11 Januari 2018   10:12 537
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lukisan Bunawijaya di Galeri Nasional Indonesia (dokpri)

Sudah  sepuluh tahun lebih

Kau menanyakan cinta padaku

pada saat kemarahan memuncak di jiwamu

Kau selalu bilang bahwa aku tidak tahu arti cinta

Bukankah cinta telah melahirkan anak-anak kita, sayang

Kenapa setiap marah kau selalu menyangsikan kadar cinta kita yang katamu 150 persen

Bahkan kau mulai mencoba menaksir gelagat tingkahku

dengan gosip-gosip perselingkuhan layaknya artis ibukota

padahal aku selalu berdoa pada Tuhan bahwa aku akan menjaga marwah cinta kita

kau terlalu emosi, menyamakan aku dengan artis-artis yang bergelimang harta

untuk aku, apa modalku untuk berselingkuh dan menyelingkuhi orang

bahkan tidak secuilpun aku berusaha mencuri kesempatan untuk membuat bara bagi kehidupan kita.

Seharusnya waktu mendewasakanmu dan aku.

Cinta itu adalah kepercayaan, cinta itu adalah permakluman dari kekurangan kekurangan masing-masing

yang disatukan.

Kau dan aku tidak lahir langsung sempurna

selalu ada yang kurang dari tingkah kita

lalu mengapa selalu kau ungkit kekuranganku untuk kau jadikan bahan perdebatan

dan gelegak amarahmu.

Seribu kesabaran sudah kubentangkan

bahkan akupun harus berlutut agar gelegar amarah itu redam dan mereda

aku ingin kau berpikir bijak

bukan berarti aku ingin mengkotbahi kau dengan berlagak seperti pastur atau pendeta

bukan aku manusia biasa yang berangkat dari kekurangan

aku tidak mau melebih-lebihkan kemampuanku.

Aku merendahkan diriku serendah diriku saat bersimpuh

dan aku diam saat tanganmu mencakar tubuhku dan menampar mukaku

aku mencintaimu dengan kepasrahanku

aku mencintaimu dengan caraku dari segenap kekuranganku yang ada

Kalau aku kelebihan  itu bukan nilai tambah yang kutonjolkan

Namun semata karena kita ingin selalu sejajar bukan saling sombong karena merasa lebih sempurna

Mengapa cinta kau pertanyakan

Sementara kita seharusnya total menyayangi anak anak

Lebih dari ego diri yang ingin selalu dimanja

Aku mencintai lebih dari yang kaupikirkan saat amarahmu

Meluluhlantakkan logika dan mengaburkan mata jiwa yang seharusnya tajam

Kau terlalu percaya simbol-simbol milenial

yang mengharuskan diriku membukanya di seluruh media sosial yang ada bahwa aku mencintaimu

dengan gambar-gambar yang bisa dinikmati seluruh temanmu- temanku di dunia maya.

Ah Cinta Zaman Now sungguh ribet tuntutannya.

Jakarta, 10 Januari 2018

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun