Ambruknya Jembatan gantung (Jembatan Penangkaran Rusa Cariu, Desa Sirnarasa, kecamatan Tanjungsari) di Bogor itu hasil kecelakaan murni?karena kelalaian petugas atau karena gagalnya wisatawan membaca peraturan- peraturan yang sudah tertulis dan terpampang di dekat jembatan? Di dekat jembatan sudah tertulis kapasitas maksimal penyeberang, tapi karena masyarakat terlalu abai tulisan itu hanya sekedar pajangan dan masyarakat cenderung melanggarnya. Akibatnya fatal, jembatan ambruk 1 orang dilaporkan tewas dan puluhan lain luka berat hingga ringan.
Abainya masyarakat pada bacaan-bacaan yang penting dan cenderung melanggarnya karena masyarakat tidak terbiasa dengan peraturan tertulis. Ini mengindikasikan betapa kemampuan literasi masyarakat begitu rendah. Andai saja masyarakat peduli dengan tulisan-tulisan peringatan, tentu kecelakaan bisa diminimalisir, angka kematian akibat human error bisa ditekan.
Di media sosialpun kebanyakan pembaca media sosial bukanlah orang yang melek literasi. Mereka hanya sering membaca judul lalu berkomentar "ngalor ngidul". Banyak pengguna membagikan tautan artikel tanpa dipikir, malah dibumbui dengan komentar yang sebetulnya tidak nyambung dengan isi tulisan sebenarnya.
Penggunaan WA (wattshap), Line, Path, Instagram, Twitter, Facebook untuk menyebarkan berita-berita yang menyudutkan pihak tertentu dan memanaskan situasi tentu menjadi kontraproduktif dan membawa masyarakat hidup dalam pusaran konflik terus menerus.
Membaca Sebagai Habitus Baru
"Membaca adalah habit, membaca adalah kebutuhan, membaca adalah hobi.. "penulis pikir jika ada orang mengatakan itu tentu bukan orang Indonesia. Masyarakat Jepang adalah salah satu pembaca aktif. 90 % dari mereka selalu menyempatkan diri untuk membaca, entah pengetahuan, sastra maupun artikel lainnya.
Di Indonesia senjakala media mainstream semacam koran, majalah, tabloid rasanya tinggal menunggu waktu. Banyak  media mainstream yang gulung tikar karena kurangnya minat baca masyarakat. Hal ini diperparah dengan migrasi pembaca ke media digital. Akses berita dapat dengan mudah ditemukan di gadget.Berbagai media nasional mulai mengalihkan perhatian ke media online, ini untuk mengantisipasi perkembangan digital yang memang mau tidak mau harus diikuti.
Tahun- tahun ini pertumbuhan startup amat subur. Mal-mal mulai sepi dan retail lebih menyasar bisnis online yang lebih menjanjikan. Pergerakan bisnis di dunia maya lewat internet sebagai basisnya mulai mengerek perekonomian dunia. Terhitung Ali Baba , Uber (Amerika Serikat dengan basis rental dengan aplikasi), Facebook, Instagram, pinterest, Xiaomi, China Internet Plus, flipkart (India; berdiri di Bangalore India sedangkan Indonesia ada Tokopedia, Blibli.com, Bukalapak,blanja.com lazada, traveloka  menjanjikan bisnis masa depan.
Rata- rata pelaku bisnis startup adalah anak muda. Pikirannya masih fresh, kreatifitasnya tinggi dan daya tangkap pada teknologi baru cepat. Dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi anak muda menemukan peluang-peluang usaha berbasis internet. Mulai dari jasa travelling, kuliner, retail, fashion, entrepreneur. Dengan membaca tips-tips dari internet browsing peluang bisnis, melihat tutorial di youtube.
Anak-anak muda memberi harapan bahwa mereka yang selama ini dipandang dengan pesimis karena aktifitasnya yang terlalu gadget mainded, terlalu larut dalam permainan game dan perilaku lainnya yang membuat orang tua "galau" dengan sepak terjang anak muda zaman now. Kadang kekhawatiran orang tua terlalu berlebihan sehingga kreatifitas anak muda terhambat karena proteksi orang tua yang berlebihan.
Yang dilakukan oleh orang tua sekarang hanyalah mengikuti aktifitas anak muda, memberi bimbingan dengan pendekatan pola pikir anak muda yang gampang bosan dalam hal pekerjaan, cenderung anti kemapanan dan selalu ingin suasana baru.