"Kulo ketok-ketok (pukul pelan-pelan) awake pesawat,jan kaya mimpi bae inyong."Kepulan asap rokoknya menembus jendela menyusuri rumah cukup besar yang teletak di huk pinggir jalan Mranggen Kidul. Bahasa Pak Giyar halus dan tampak bahwa ia memang disegani di desanya. Nyatanya ia dipercaya kepala desa untuk menerima bantuan langsung Presiden Joko Widodo.
Seperti umumnya mata air di sekitar lereng pegunungan mata air Cidengok juga dipercaya secara turun temurun warisan dari seorang pangeran sakti dari keraton dengan senjata pusakanya membelah tanah untuk membuat sendang dengan mata air yang bening. Di bawah lereng -- pegunungan Sindoro mata air itu terus mengalir dan memberi penghidupan desa-desa dibawahnya. Pak Giyar ikut andil menggerakkan masyarakat untuk membuat Sendang(danau kecil) yang menampung air yang selalu melimpah ruah.
Sampai sekarang Sendang Sidengok masih sering dikunjungi kerabat keraton(Yogyakarta) untuk melakukan padusan atau nenepi dengan menyalakan kemenyan untuk menghormati penghuni sendang.
Diantara kehidupan religius dengan penduduknya mayoritas beragama Islam ada nuansa animisme, dinamisme yang terus menempel pada orang-orang yang masih percaya bahwa hubungan dengan alam, Â hutan lindung, kekuatan yang tidak nampak(kasad mata) tetap lestari sampai sekarang.
Aroma Tembakau
Suasana desa yang nyaman dan rukun itu membuat kegaduhan Jakarta yang dipenuhi isu-isu, intrik politik menjadi tidak berarti.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H