Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Sindoro, Sunrise dan Aroma Tembakau

21 Oktober 2017   11:41 Diperbarui: 21 Oktober 2017   12:30 1209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pak Giyar nama akrap pak sugiyanto sesepuh desa Mranggen yang pernah menghadap Pak Presiden Jokowi menerima langsung bantuan desa sebesar 100 juta (dokumen pribadi )
Pak Giyar nama akrap pak sugiyanto sesepuh desa Mranggen yang pernah menghadap Pak Presiden Jokowi menerima langsung bantuan desa sebesar 100 juta (dokumen pribadi )
Sambil menyesap tingwe(nglinting dewe:meracik rokok sendiri)Pak Giyar bercerita banyak tentang rokok, tembakau, serta pengalamannya diajak kepala desa menerima bantuan dana desa langsung dari Istana Merdeka. Baru sekali Pak Giyar ke Jakarta naik pesawat.

"Kulo ketok-ketok (pukul pelan-pelan) awake pesawat,jan kaya mimpi bae inyong."Kepulan asap rokoknya menembus jendela menyusuri rumah cukup besar yang teletak di huk pinggir jalan Mranggen Kidul. Bahasa Pak Giyar halus dan tampak bahwa ia memang disegani di desanya. Nyatanya ia dipercaya kepala desa untuk menerima bantuan langsung Presiden Joko Widodo.

Penampungan Air sidengok Mranggen Kidul untuk konsumsi air bersih (dokumen pribadi)
Penampungan Air sidengok Mranggen Kidul untuk konsumsi air bersih (dokumen pribadi)
Air melimpah karena banyak mata air pegunungan yang masih aktif menyemburkan air kehidupan dan memberi kesuburan pada tanah-tanah dibawahnya. Mata air Cidengok, berada di atas(sejajar dengan desa Mranggen). Mata air itulah yang dialirkan ke Mranggen Kidul dengan bantuan mesin pompa agar airnya deras keluar dan mengaliri setiap rumah. 

Seperti umumnya mata air di sekitar lereng pegunungan mata air Cidengok juga dipercaya secara turun temurun warisan dari seorang pangeran sakti dari keraton dengan senjata pusakanya membelah tanah untuk membuat sendang dengan mata air yang bening. Di bawah lereng -- pegunungan Sindoro mata air itu terus mengalir dan memberi penghidupan desa-desa dibawahnya. Pak Giyar ikut andil menggerakkan masyarakat untuk membuat Sendang(danau kecil) yang menampung air yang selalu melimpah ruah.

Sampai sekarang Sendang Sidengok masih sering dikunjungi kerabat keraton(Yogyakarta) untuk melakukan padusan atau nenepi dengan menyalakan kemenyan untuk menghormati penghuni sendang.

Diantara kehidupan religius dengan penduduknya mayoritas beragama Islam ada nuansa animisme, dinamisme yang terus menempel pada orang-orang yang masih percaya bahwa hubungan dengan alam,  hutan lindung, kekuatan yang tidak nampak(kasad mata) tetap lestari sampai sekarang.

Aroma Tembakau

Tembakau sebagai penghasilan utama petani Lereng Sindoro (dokumen pribadi)
Tembakau sebagai penghasilan utama petani Lereng Sindoro (dokumen pribadi)
Tidak dipungkiri aroma tembakau menjadi sebuah parfum tersendiri. Di setiap tarikan nafas bila aku jalan keliling desa aromanya itu terus menyapa. Wangi dan sensasional. Itulah bila desa itu sedang disibukkan oleh pekerjaan yang memberi mereka kemewahan, kemakmuran, kekayaan meskipun hanya sesaat. Selanjutnya mereka berjuang lagi agar ladang mereka terus tertanam buah karya yang bisa mempertahankan kehidupan mereka. Lereng Sindoro yang akan membuat kangen bagi orang kota yang suntuk oleh pekerjaannya yang padat.

Suasana desa yang nyaman dan rukun itu membuat kegaduhan Jakarta yang dipenuhi isu-isu, intrik politik menjadi tidak berarti. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun