Dengan baju putih mereka bisa membakar makhluk tanpa ampun, memperkosa hak hidup perempuan dan kelemahan tubuhnya, melakukan perusakan bagi simbol-simbol  animisme, dinamisme.
Aku bagian dari kesombongan, kecongkakan budaya dan kelemahan untuk mendobrak  tatanan. Aku terlalu minder untuk menembus barikade tanpa tepi seakan perarakan gemawan  itu sudah masuk dalam dunia penuh kepastian. Sementara diriku hanya terbang mengikuti angin. Kemanapun tiupan angin datang maka berhamburanlah seluruh bebutiran yang siap mencekik leher dan mengganggu indera penglihatan
Aku tidak bisa menebak, lebih mulia baju yang menempel di badan atau putih atau jiwa tulus nan putih.
Saat ini aku baru melihat kesucian itu berkibar-kibar dengan baju, badan wangi.
Mereka bisa saja meluluhlantakkan bumi dan dan segenap kegagapan memahami kesucian dengan hanya baju yang dikenakan, bukan dengan ketulusan, kasih sayang dan toleran menerima perbedaan.
Aku, adalah barisan manusia sombong lain yang terlalu sinis memandang kecongkakan manusia yang hanya mampu mengibarkan simbol-simbol tanpa bisa memaknai kehidupan yang sebenarnya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI