Saya tidak tahu apakah Ahok adalah tumbal bagi negara yang senang dengan pengerahan massa, memperlihatkan supremasi hukum kalah dengan tekanan massa, yang menganggap bahwa orang tidak boleh keseleo lidah bila menyangkut agama, karena agama bisa berlaku keras kasar dan pendendam meskipun pelku penistaan sudah berulangkali minta maaf, yang menganggap menghina agama itu adalah perilaku brutal yang tidak termaafkan. Tapi ketika bicara korupsi suatu kebanggaan dan bisa dimaafkan karena uang bisa membebaskan. Agama dinistakan marah, tapi Tuhan dinistakan diam saja.
Masih ada harapan untuk berjuang (kriminalitas.com)
Yang jelas Ahok tetap akan berjuang menurut versinya dan banyak orang akan mendukungnya dari belakang. Untuk lawan Ahok mereka berpikir agar Ahok belajar mengendalikan kata, tutur bahasanya dan perilakunya yang dinilai”kasar”(brutal menurut Robertus Robet ). Tapi anehnya kebrutalan Ahok mendulang simpati massa, mengundang decak kagum dunia, menguras air mata pengagum-pengagumnya , karena ia begitu peduli pada kota ini pada bangsa ini pada masyarakat yang terus menghinanya, mengkafirkannya meskipun sudah begitu banyak jasanya membantu marbot umrah mengalokasikan banyak dana untuk pembangunan masjid bahkan mengabaikan kepentingan kaumnya(kristiani) mempunyai gereja yang megah dengan bantuan pemerintah. Ahok lebih peduli pada orang lain daripada dirinya sendiri. Selamat berjuang Ahok. Teruslah melawan ketidakadilan, tutup kuping terhadap hinaan cercaan yang menyebutmu pencitraan, apapun kata orang yang tidak suka dengan pengabdianmu. Tuhan tidak tidur. Ia akan selalu hadir. Belajarlah dari masalah yang menimpamu untuk melangkah ,membangun negeri yang masih gamang ini. Salam Damai.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI
Lihat Politik Selengkapnya