(Ijinkan aku menikahinya: Versi Penulis )
Adegan 1
(Sebuah adegan muncul. Prapto menelpon Prapti di kantornya . Prapto adalah Seorang Pegawai Negeri Sipil )
“Dik Prapti Sayang, aku akan segera melamarmu “
“Kapan Mas”
“Segera setelah urusan kenaikan pangkat saya selesai…”
“Jangan lama-lama ya Mas, aku takut Mas Prapto lupa akan janji kita…”
“Oh tentu tidak, khan hanya dik Prapti yang ada di hatiku…”
“Ah gombal mukiyo…”
“Tunggu saja bulan depan…Kita akan segera menentukan tanggal pernikahan kita…”
“Oke tak tunggu lho mas…”
Adegan Kedua
Prapti, tersenyum-senyum sendirian membayangkan Mas Prapto kekasihnya akan melamarnya bulan depan, senyum mengembang dari bibirnya. Sepertinya sudah terbayang di angannya apa yang terjadi selanjutnya jika Mas Prapto melamarnya dan bersama mengarungi bahtera pernikahan yang ditunggu-tunggunya.(terdengar suara motor bebek menggerung-nggerung di depan rumahnya)
Segera Prapti melongok ke arah jendela dan memastikan itu suara dari motor kekasihnya. Sesosok laki-laki gagah turun dari motor. Sebelum turun ia memastikan wajahnya masih klimis, rambut tersisir di spion sebelah kiri.
Prapti menunggu di depan pintu
“Tidak usah masuk ya dik, kita langsung saja…”
“Mau ke mana Mas…”
“Ikut saja dik Prapti sayang…”
Sambil naik motor Prapto bertanya kepada Prapti
“Dik Prapti nanti saya mau bicara serius serius tentang hubungan kita..”
“Tentu saja Mas…”
Senyuman Prapti seperti menunjukkan bahwa ia sedang berbunga-bunga membayangkan peristiwa yang sangat ditunggu-tunggunya. Pernikahan yang sudah di depan mata, dan ia sudah merencanakan baju yang ia kenakan, upacara yang harus dilakukan untuk sebuah pernikahan dan tentu saja mempercantik diri supaya terlihat pantas di mata keluarga Mas Prapto…
Tiba di sebuah warung makan di kota Magelang dengan lembut Prapto menggandeng Prapti dan masuk ke meja yang telah disediakan. Tiba-tiba ada telpun bordering dari ponsel Prapto.
“Sebentar dik saya keluar dulu…
Prapto keluar dan menjawab suara dari seberang
“Pak, Berkas cuti bapak sudah saya periksa, biodata persiapan pernikahan yang direncanakan oleh anda sudah kami periksa, maaf nama calon bapak benar ayahnya, Setrodimedjo…”
“Ada masalah dengan nama tersebut…dia kakek calon istri saya sekaligus bertindak sebagai ayahnya kaeran ayah kandungnya sudah meninggal sejak bayi ibunya sendiri meninggal ketika melahirkan Prapti.
Begini Pak…Bapak khan pegawai negeri…tahukah bahwa Pak Setrodimedjo itu adalah eks anggota organisasi terlarang . Jika Bapak jadi menikah dengan calon istri bapak kepangkatan anda sebagai pegawai negeri sipil akan terhambat. Dan mungkin kami juga bisa memproses status anda sebagai pegawai negeri…”
Dengan lemas Prapto menjawab:Oh begitu…”
Dengan gontai Prapto menutup ponselnya.
Wajahnya menjadi kusut, tidak bergairah. Kegembiraan yang sudah di depan mata seperti musnah dalam sekejap.
Prapto masuk ke rumah makan dan menemuai Prapti…
“Dik…?!”
“Ada apa Mas…”
“Sebelumnya saya minta maaf…”
“kenapa…?
“Terpaksa pernikahan kita batal…”(dalam adegan itu Prapto berusaha menjelaskan alasan mengapa ia tidak jadi melamar Prapti)
Seperti petir di siang bolong perasaan Prapti tercabik-cabik. Ia tak bisa membayangkan bahwa hubungan cintanya dengan Prapto akan berakhir tragis…
“Plak! …ini untukmu Mas…”Prapti menampar pipi Prapto dengan keras…setelah itu Prapti segera berlari keluar dan menangis sejadi-jadinya….
Pertanyaan Penulis masih adakah diskriminasi terhadap keturunan eks organisasi terlarang saat ini, seperti ketika jaman orde baru dulu. Begitulah saya terinspirasi menulis drama ini setelah melihat film Pendek karya Pelajar dari SMA Rembang Purbalingga dengan Judul Izinkan Saya Menikahinya.Film pendek dengan sutradaranya adalah Raeza Raenaldi Sutrimo adalah seorang pelajar SMA Rembang Purbalingga.Para Pemain antara lain Suryono (diperankan oleh Wieku Wasesa) sedangkan Suryati(Riza Romantika).film Pendek karya komunitas CLC(Cinema Lovers Community) itu menjadi pemenang pertama untuk kategori Pelajar mengalahkan antara lain Suara Hati Djoyokardi dan Terminal.Pemenang pertama berhak mendapat hadiah Rp 8 juta rupiah dan menginap di hotel-hotel dari Kompas Gramedia Grup. Sekarang isu-isu tentang bangkitnya komunisme meruak lagi dan menjadi bola liar di masyarakat. Trauma sejarah masa lalu itu hendaknya dipikir panjang dan tidak dijadikan jualan isu menghadapi PIlkada serentak yang berlangsung tanggal 15 Februari 2017. FFPI (Festival Fim Pendek Indonesia) yang digelar oleh Kompas TV.
Terimakasih kepada Kompas TV yang telah memberi support dan inspirasi kepada generasi muda untuk berkarya positif khususnya di bidang pembuatan film. Semoga di masa yang akan datang film-film Indonesia lebih berkualitas dan dapat menjadi industri hiburan, bisa bersaing sehat dalam taraf lokal/daeran, nasional maupun internasional. Dengan mengusung motto Enlightening People semoga Kompas TV semakin menginspirasi berita- berita dan dan tayangan yang berkualitas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H